Kasus Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) muncul lagi di Aceh. Virus corona menyerang tiga warga Banda Aceh dan dua warga Aceh Besar.
Sebelumnya, Aceh sudah bebas kasus Covid-19 dan merupakan daerah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) Level 1. Bahkan tujuh kabupaten/kota berstatus zona hijau Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Pemerintah Aceh untuk Penanganan Covid-19, Saifullah Abdulgani kepada awak media massa di Banda Aceh, Jumat (15/7/2022).
“Kita mesti lebih waspada dan siaga. Lima kasus baru ditemukan dalam sehari bukan perkara enteng. Padahal kita mencatat sudah beberapa kali nihil kasus di Aceh,” tutur pria yang akrab disapa SAG itu.
Ia menjelaskan, pertama kali Aceh mencapai status tanpa kasus tanggal 12 Mei 2022. Pada saat itu, selain tidak ditemukan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19, semua penderita Covid-19 dalam perawatan sudah dinyatakan sembuh. Tidak ada lagi pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri, apalagi yang dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19.
Meski masih muncul kasus-kasus baru secara sporadis, namun tidak ditemukan setiap hari. Kasus positif Covid-19 yang ditemukan selama periode 20 Mei – 1 Juni 2022 dilaporkan sembuh kembali pada 7 Juni 2022. Kemudian, dua warga Kota Banda Aceh dan satu warga Aceh Singkil yang terkonfirmasi Covid-19 dalam periode 13 – 29 Juni 2022, juga dinyatakan sembuh pada 8 Juli 2022, dan Aceh kembali bersih dari kasus Covid-19.
Data epidemiologis Covid-19 yang kian baik tersebut dianalisis Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Nasional. Hasilnya, tujuh kabupaten/kota ditetapkan sebagai zona hijau Covid-19, yakni Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh Besar, dan Kabupaten Simeulue. Sementara 16 kabupaten/kota lainnya ditetapkan sebagai zona kuning Covid-19 di Aceh.
Kemudian, SAG menambahkan, membaiknya kondisi Pandemi Covid-19 di Aceh menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 H itu diperkuat dengan hasil asesmen level Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Kementerian Kesehatan. Berdasarkan hasil asesmen level PPKM, semua kabupaten/kota di Aceh merupakan daerah PPKM Level 1 dan berlaku pada 05 Juli – 1 Agustus 2022, sebagaimana dalam Instruksi Mendagri RI Nomor 34 Tahun 2022.
Menurut Juru Bicara SAG, dengan ditemukan lagi lima kasus terbaru maka akan mengubah lagi peta zonasi risiko Covid-19 di Aceh, terutama di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
“Aceh Besar kemungkinan akan turun status zona, dari zona hijau menjadi zona kuning. Begitu juga Kota Banda Aceh,” prediksinya.
Sebab, lanjutnya, kelima kasus yang dilaporkan Kamis (14/7) masing-masing warga Kota Banda Aceh tiga orang dan dua warga Kabupaten Aceh Besar. Menurut hasil penelusuran tim surveilance, kelima korban baru virus corona itu merupakan pelaku perjalanan, dan dua di antaranya tercatat sebagai pasangan suami-istri.
“Tapi hari ini, Alhamdulillah tidak ada laporan penambahan kasus baru,” katanya.
Kasus kumulatif
Lebih lanjut SAG juga melaporkan kasus kumulatif Covid-19 di Aceh per tanggal 15 Juli 2022 sebanyak 43.711 orang. Penderita yang telah sembuh kembali mencapai 41.489 orang. Sedangkan penderita Covid-19 yang dilaporkan meninggal dunia secara akumulatif sebanyak 2.217 orang, sejak kasus pertama dilaporkan di Aceh pada akhir Maret 2020 lalu.
Pasien Covid-19 yang kini sedang dirawat di Aceh masing-masing dua orang warga Aceh Besar dan tiga orang warga Kota Banda Aceh. Kelima pasien baru tersebut sedang menjalani perawatan dengan isolasi mandiri.
“Prosedur penanganan pasien Covid-19 tanpa gejala, atau bergejala namun gejala ringan cukup perawatan di rumah dengan protokol isolasi mandiri,” sebut SAG.
Ia menambahkan, supaya tidak terjadi penularan lebih lanjut, disarankan agar pasien-pasien Covid-19 tersebut dapat menjalankan protokol isolasi mandiri sesuai anjuran tim medis yang merawatnya. Selama menjalani isolasi agar mengurangi berinteraksi langsung dengan anggota keluarga dan selalu menggunakan masker meski di dalam rumah.
SAG juga menghimbau masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan, menghgindari kerumunan, dan memakai masker saat di luar rumah. Selain itu, tambahnya, menjalankan perilaku hidup sehat, seperti istirahat yang cukup, makan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi. Makan bernilai gizi tidak selalu mahal, katanya.
“Buah-buahan dan sayur-sayuran biasanya terdapat di kebuan warga sendiri atau pekarangan rumahnya,” tutup SAG.