Gubernur Aceh Nova Iriansyah., berharap agar mahasiswa Aceh yang menerima beasiswa Pemerintah Aceh yang kini menempuh pendidikan di Politeknik Energi Mineral (PEM) Akamigas Cepum mampu mengangkat kembali era kejayaan minyak dan gas (migas) Aceh.
“Kalian para mahasiswa Aceh belajarlah dengan giat dan penuh kesungguhan, jadilah kebanggaan orang tua dan daerah asal. Di pundak kalian kejayaan migas Aceh dapat kembali,” kata Gubernur Aceh di hadapan 250 mahasiswa yang 97 diantaranya berasal dari Aceh dalam kuliah umum One Day With Expert (1DWE) dengan tema “Pengembangan Sumber Daya Manusia Subsektor Migas” di Graha Oktana, Kampus PEM Akamigas, Cepu, Blora, Jawa Tengah, Kamis, 17 Maret 2022.
Gubernur Nova mengatakan, Aceh pernah berjaya pada sektor migas di era 80 dan 90-an, dengan produksi lapangan migas Arunnya, dan memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan nasional.
“Sampai dengan sekarang sektor migas masih juga menjanjikan sebagai penggerak perekonomian di Aceh,” kata Nova.
Dalam hal ini kata Nova, salah satu dari program Aceh Hebat adalah Aceh Carong. Yaitu program pemberian beasiswa kepada putra-putri terbaik Aceh terpilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Sebagai implementasi program Aceh Carong dan untuk mengantisipasi Kebutuhan tenaga kerja di subsektor hulu dan hilir migas, Pemerintah Aceh telah mengirimkan 97 putra-putri terbaiknya sebagai penerima beasiswa dalam 3 tahun anggaran yaitu 2019, 2020 dan 2021,” kata Nova.
Untuk itu, kata Nova, Pemerintah Aceh mempercayakan anak-anak Aceh itu dididik di Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu, agar mereka nantinya dapat mendukung aktivitas operasi K3S hulu migas dan aktivitas operasi hilir migas di Aceh.
“Penerima beasiswa Pemerintah Aceh ini berasal hampir dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Aceh dan diutamakan putra-putri yang berasal dari kabupaten/kota penghasil migas di Aceh,” kata Nova.
Gubernur menambahkan, mereka menempuh pendidikan di semua jurusan yang ada pada politeknik ini, yaitu jurusan Logistik Migas, Teknik Instrumentasi Kilang, Teknik Mesin Kilang, Teknik Pengolahan Migas dan Teknik Produksi Migas.
“Kita punya harapan dan rencana ke depan, yaitu menjadikan reservoir lapangan Arun sebagai Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) Hub Regional/Internasional yang bisa menerima CO2 dari lapangan di sekitarnya dan bahkan dari negara lain, mengingat kapasitasnya yang besar,” kata Gubernur.
Nova menyebutkan, CCUS ini memberikan solusi untuk memproduksikan lapangan-lapangan yang belum dapat dikembangkan, karena CO2 yang tinggi seperti Kuala Langsa dan lain-lain, juga berpotensi meningkatkan produksi lapangan arun, menghidupkan perekonomian sekitar Arun, dan membuka lapangan kerja untuk jangka panjang.
“Mudah-mudahan forum ilmiah ini, bisa bermanfaat dan menambah kompetensi lulusan yang dihasilkan Politeknik Energi Mineral Akamigas Cepu yang sesuai dengan kebutuhan industri perminyakan, gas bumi dan petrokimia,” ujarnya.
Pada sisi lain, Nova juga menjelaskan bahwa di Aceh ada 12 wilayah kerja migas (PP 23/2015) dengan wilayah kerja aktif untuk eksplorasi ada Andaman I: Mubadala Petroleum, Andaman II: Premier Oil, Andaman III: Repsol, South Block A: Renco, South Andaman: Mubadala Petroleum, dan Bireuen Sigli: Aceh Energy. Sedangkan untuk produksi ada Lhokseumawe: Zaratex N.V., Blok B: PGE, North Sumatera Onshore (NSO): PHR, Pase: Triangle Pase Inc., Blok A: MEDCO, dan Rantau: Pertamina EP Asset I. “Kemudian masih ada wilayah kerja yang akan dilelang seperti Blok ONWA (Meulaboh) dan Blok OSWA (Singkil), serta Blok Arakundo,” kata Nova.
Untuk itu dia juga berharap agar mahasiswa Aceh di PEM Akamigas harus selalu mengisi mindset dan paradigmanya dengan berinovasi, sehingga lulusan PEM dari Aceh menjadi yang terbaik dan dapat mengisi berbagai kekosongan di 12 wilayah kerja migas Aceh.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh, Syaridin S.pd, M.Pd, mengatakan, besar harapan pemerintah Aceh anak-anak Aceh yang mendapatkan beasiswa nantinya dapa diberdayakan sebagai tenaga kerja di sektor migas yang sedang dikembangkan di beberapa wilayah di Aceh.
“BPSDM bukan hanya memprogramkan beasiswa bagi anak Aceh untuk di Politeknik Akamigas saja, akan tetapi tersebar di 10 Politeknik terbaik yang ada di Indonesia sesuai dengan kebutuhan SDM di Aceh ke depan, termasuk bidang kesehatan, manufaktur, pelayaran, teknik informatika, pariwisata serta pertanian, perikanan dan perkebunan,” kata Syaridin.
Syaridin menambahkan, pada tahun 2022 Pemerintah Aceh masih menyediakan Beasiswa Diploma Aceh Caroeng, yang berjasama dengan Politeknik. Namun, kata dia jumlahnya tidak sebanyak tahun 2021 dan akan dibuka pada bulan April.
Direktur PEM Akamigas, Prof. Dr. R.Y. Perry Burhan, M.Sc mengatakan, 1DWE PEM Akamigas merupakan salah satu program kuliah umum yang ditujukan untuk menambah pengetahuan, skill, dan experience mahasiswa dengan menghadirkan para ahli/praktisi dari industri, akademisi, maupun pejabat eselon I, pejabat eselon II di sektor energi dan sumber daya mineral, dan pendukungnya.
“Saat ini PEM Akamigas memiliki 97 mahasiswa yang berasal dari Provinsi Aceh. 25 orang diantaranya ada di Program Studi Teknik Produksi Minyak dan Gas. 23 orang di Program Studi Teknik Pengolahan Minyak dan Gas,” jelasnya.
Sementara, 12 orang lainnya mengambil Program Studi Teknik Instrumentasi Kilang, 17 orang di Program Studi Teknik Mesin Kilang, serta 20 orang di Program Studi Logistik Minyak dan Gas.