Dalam rangka menggenjot upaya percepatan penurunan stunting di Aceh. Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, menggandeng Kantor Urusan Agama (KUA) guna melaksanakan pembinaan dan bimbingan calon pengantin dalam pencegahan dan penanganan stunting.
Ajakan itu, disampaikan Ketua TP PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, dalam kegiatan Implementasi Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) yang diadakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Aceh, di Hotel Hermes Palace, Senin (7/3/2022).
“Pembinaan tentang stunting untuk calon pengantin yang nantinya akan menjadi ibu dan bapak Itu harus kita bekali dari awal, dan itu adanya di jenjang di KUA,” kata Dyah.
Dyah mengatakan, edukasi pencegahan stunting untuk calon pengantin menjadi strategi penting. Karena, itu akan menambah wawasan dan mempersiapkan mereka untuk menjadi orang tua. Sehingga anak yang dilahirkan akan sehat dan tidak mengalami stunting.
Stunting, terang Dyah, adalah kondisi gizi kronis pada anak yang diakibatkan kurangnya asupan gizi, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak dan membuat tinggi badan anak terlihat lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Akan tetapi, bukan hanya kondisi fisik yang terlihat kerdil saja yang dikhawatirkan, namun perkembangan otak anak yang ikut terhambat akibat stunting menjadi momok yang harus diatasi sedini mungkin. Karena itu, pengetahuan terkait stunting bagi calon pengantin sangat penting, agar mereka bisa melahirkan generasi nyang sehat, cerdas dan tangguh.
“Karena mereka ke depan yang akan menjadi pemimpin dimasa depan. Apalagi tantangan ke depan tidak seperti hari ini melainkan terus berkembang pesat. Jadi persiapkan generasi kita untuk mampu menghadapi tantangan di masa depan, terutama di era globalisasi dunia,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator KB-KR Perwakilan BKKBN Aceh, Muhammad Razali, menjelaskan, kegiatan hari ini merupakan bagian dari sosialisasi strategi pencegahan stunting, melalui aplikasi berbasis web dan mobile aplication dan pendampingan calon pengantin siap nikah dan hamil di KUA.
Razali menuturkan, hal itu dilakukan untuk mempermudah penyampaian informasi demi menciptakan keluarga berkualitas, dengan ciri berdasarkan perkawinan yang sah, sehat, sejahtera, maju, mandiri, memiliki anak ideal, dan berwawasan luas, serta bertanggung jawab.
Karenanya, diperlukan kolaborasi dan kerjasama dari semua pihak, dalam hal ini KUA, yang dinilai sangat efisien dan terjun langsung dalam menangani catin, sebelum mereka menikah dan menjadi orang tua yang ideal serta mempersiapkan keturunan sehat, dan terhindar dari stunting.