Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh bekerjasama dengan Unicef, menggelar workshop tentang keterbukaan informasi di lingkungan dunia kesehatan khususnya menyangkut soal COVID-19.
Kegiatan yang mengusung tema Mengemas Komunikasi Risiko Nakes untuk Edukasi Kesehatan, diikuti oleh kepala bidang promosi dan imunisasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) masing-masing Kabupaten/Kota di Aceh.
Ketua AJI Banda Aceh, Juli Amin, mengatakan kegiatan tersebut merupakan kerjasama AJI Banda Aceh dengan Unicef Aceh dan Dinas Kesehatan Aceh.
Acara tersebut berlangsung serentak digelar di dua lokasi yaitu Aceh Tengah dan Aceh Barat Daya.
Wilayah wilayah Tengah, acara ini diikuti peserta dari Dinkes Bireuen, Lhoksemawe, Bener Meriah Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues , dan Aceh Utara.
Untuk pematerinya disampaikan oleh Communication of development UNICEF, Risang Rimbatmaja, Komisioner Komisi Informasi Aceh (KIA), Muhammad Hamzah, dan jurnalis senior dari Aji Banda Aceh, Adi Warsidi.
Sementara wilayah Barat, masing-masing peserta berasal dari Aceh Barat, Nagan Raya, Abdya, Aceh Selatan, Singkil, dan Subulussalam. Pematerinya disampaikan oleh Komisioner Komisi Informasi Aceh (KIA), Arman Fauzi, dan Misdarul Ikhsan jurnalis senior dari Aji Banda Aceh.
“Masing-masing Dinkes itu mengirimkan dua pesertanya yaitu kepala bidang promosi dan imunisasi. Di Aceh Tengah acara ini digelar di hotel Grand Renggali, sedangkan Abdya di Arena Motel. Acaranya kita laksanakan cuma satu hari pada Kamis 13 Januari 2021,” katanya.
Menurut Juli, workshop itu bertujuan agar para peserta bisa memahami dan mengetahui cara-cara komunikasi persuasif yang baik, serta menyangkut dengan keterbukaan informasi publik. Seperti, informasi apa saja yang boleh dibuka atau tidak.
“Kita juga menyampaikan kepada para peserta, bagaimana memberikan informasi yang baik sehingga bisa dikemas menarik oleh para jurnalis. Kemudian acara ini juga bertujuan agar para peserta bisa memahami bagaimana cara melawan hoax yang kini lebih cepat dipercaya masyarakat ketimbang informasi benar,” tuturnya.
Di sisi lain, Aji juga mengajak para peserta agar bisa melakukan sosialisasi lebih baik lagi dan bisa diterima masyarakat terkait vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan.
“AJI Banda Aceh mengajak bagaimana teman-teman nakes bisa memahami komunikasi yang baik saat mengajak masyarakat ikut vaksinasi dan penerapan prokes,” ungkapnya.
Sementara itu, Risang Rimbatmaja, mengatakan komunikasi merupakan proses menyampaikan pesan yang dilakukan sehari-hari baik bersama keluarga, sahabat, teman kerja dan lain-lain.
“Komunikasi yang baik itu menghasilkan relasi seperti kenalan, teman, sahabat, jadi lebih akrab. Jadi jangan baper, bersikap apresiatif, dan rendah hati, artinya tidak perlu merasa lebih tahu dan lebih benar,” kata Risang.
Risang mengatakan, semua orang tak boleh merendahkan atau meremehkan ancaman. Namun sebaliknya menjadikannya sebagai rasa meningkatkan kewaspadaan diri sendiri dan orang sekitar
“Ringkasnya, jangan meremehkan atau merendahkan ancaman. Ya kalau kenak bahaya banget dan anda atau anak anda bisa kenak dan kuatkan rasa mampu melakukan cara yang ditawarkan,” ujarnya.
Selanjutnya, acara yang sama juga akan kembali digelar di Banda Aceh pada 18 Januari mendatang. Nantinya masing-masing peserta berasal dari Dinkes 6 Kabupaten/Kota yaitu Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Pidie, Aceh Besar dan Banda Aceh.