Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh menyebabkan beberapa kerusakan fasilitas umum.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tenggara mengerahkan tujuh alat berat dalam penanganan tanggul jebol akibat bencana tersebut.
Selain itu, banjir bandang juga menyebabkan sejumlah kerusakan fisik lainnya. BPBD Kabupaten Aceh Tenggara mencatat satu unit jembatan rusak ringan, dua unit rumah rusak berat, kerusakan satu pasar tradisional, satu jalan penghubung desa rusak berat, dua fasilitas pendidikan terdampak serta merendam 594 rumah. Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini.
Banjir bandang dengan tinggi muka air 100 sampai 150 sentimeter ini terjadi pada Selasa (4/1), pukul 22.31 waktu setempat, setelah hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan peningkatan debit air pada Sungai Lawe Kinga. Kondisi tersebut diperparah oleh adanya tumpukan material kayu yang akhirnya menyebabkan Sungai Lawe Kingan meluap sehingga merendam pemukiman warga.
BPBD melaporkan banjir bandang merendam beberapa desa pada lima kecamatan, antara lain Kecamatan Bambel (Desa Pinding, Kuning I dan Lawe Hijo Ampera), Kecamatan Lawe Sumur (Desa Kuta Lesung, Teger Miko, Buah Pala dan Kisam Lestari), Kecamatan Lawe Bulan (Desa Lawe Kinga, Lawe Kulok, Tenembak Juhar, Kandang Mbelang dan Kandang Mbelang Bencawan).
Dua kecamatan lain yaitu Kecamatan Bukit Tusam (Desa Maha Singkil, Kuta Lingga, Darul Imani, Tenembak Bintang, Kuta Gerat dan Gumpang) dan Kecamatan Semadam
(Desa Lawe Kinga Lapter dan Lawe Kinga Gabungan).
BPBD Kabupaten Aceh Tenggara mendata sebanyak delapan warga mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Sampai saat ini BPBD masih melakukan pendataan warga terdampak dan mengungsi serta menyalurkan bantuan logistik bersama dinas sosial setempat.
Sebagai upaya percepatan penanganan banjir, Bupati Aceh Tenggara menetapkan status tanggap darurat banjir bandang, terhitung mulai tanggal 5 sampai 18 Januari 2022. BPBD setempat terus melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna mendukung upaya penanganan banjir.
Tiga Orang Meninggal Dunia akibat Banjir Aceh Utara
Bencana banjir juga melanda wilayah Aceh lainnya, yaitu Kabupaten Aceh Utara yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia. Adapun sebanyak 31.843 jiwa mengungsi akibat peristiwa ini.
BPBD Kabupaten Aceh Utara menyalurkan bantuan logistik dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Provinsi Aceh serta mengerahkan perahu karet untuk mengevakuasi warga terdampak.
BPBD bersama dinas sosial setempat membuat dapur umum guna memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi.
Pemerintah Provinsi Aceh telah memberikan bantuan berupa beras 5.000 kg, minyak goreng 500 liter, gula pasir 250 kg, air mineral dalam kemasan 400 kardus (6.000 liter) dan telur ayam buras 6.000 Butir serta mie instan 500 kardus.
Banjir terjadi akibat hujan dengan intensits tinggi mengakibatkan tiga sungai meluap, antara lain Sungai Krueng Peutoe, Krueng Keureuto dan Krueng Pirak pada Jumat (30/12) pukul 07.00 waktu setempat dengan tinggi muka air 10 sampai 60 sentimeter.
Banjir merendam 11.511 unit rumah pada 120 gampong pada 17 kecamatan, antara lain Kecamatan Dewantara, Sawang, Banda Baro, Cot Girek, Matangkuli dan Lhoksukon.
Selanjutnya Kecamatan Pirak Timu , Tanah Luas, Samudera, Langkahan, Kuta Makmur, Geureudong Pase, Syamtalira Aron, Paya Bakong, Tanah Pasir, Baktiya Barat dan Simpang Keuramat.
Banjir juga mengakibatkan beberapa kerusakan meliputi satu unit jembatan rusak ringan, dua tanggul jebol serta 41 hektar lahan sawah terdampak.
Guna mengantisipasi adanya peningkatan debit air, BPBD melakukan monitoring situasi dan kondisi pada 27 kecamatan se-kabupaten Aceh Utara melalui radio, laporan camat, whatsapp grup, media sosial serta laporan masyarakat.
Bupati Aceh Utara juga telah menetapkan SK Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir dengan Nomor 360/1/2022 yang berlangsung selama 14 hari terhitung sejak tanggal 2 Januari sampai dengan 15 Januari 2022.
Kondisi mutakhir saat ini banjir di beberapa kecamatan sudah mulai surut. Adapun kecamatan yang masih terdapat genangan air sebagai berikut Kecamatan Matangkuli (0-70 cm), Tanah Luas (30-70 cm) dan Tanah Pasir (0-60 cm).
Berdasarkan kajian inaRISK, Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Utara memiliki potensi bahaya banjir dan banjir bandang pada tingkat sedang hingga tinggi. Berdasarkan prakiraan cuaca tiga harian per 6 sampai 8 Januari 2021 yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kabupaten Aceh Tenggara dan Utara didominasi cuaca cerah dan cerah berawan.
Merespons hal tersebut, BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi dengan langkah-langkah pencegahan seperti melakukan susur sungai bersama para ahli untuk membersihkan material yang menghambat aliran air, pemantauan dan pemeliharaan kondisi tanggul, serta memantau peningkatan debit air ketika wilayah pemukiman diguyur hujan lebat.
Perangkat daerah setempat juga dapat mempersiapkan rencana kedaruratan seperti evakuasi dan penyaluran bantuan sekaligus penyiapan fasilitas dalam mendukung pelaksanaan protokol kesehatan dalam mencegah penularan Covid-19 di pengungsian.