Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sebanyak 619 kejadian bencana di Aceh terjadi sejak Januari hingga November 2021.
BPBA juga melaporkan sebanyak 6 orang meninggal dunia , 1 orang hilang, 13 orang Luka-luka dan 37.073 KK/123.429 jiwa terdampak bencana. Sementara jumlah pengungsi sebanyak 8.274 orang serta 3.605 rumah terdampak, serta total prakiraan kerugian mencapai 223 miliyar rupiah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Ilyas, merincikan musibah kebakaran pemukiman masih mendominasi yakni sebanyak 251 kali, disusul kebakaran hutan dan lahan terjadi sebanyak 131 kali.
Selanjutnya menyusul kejadian angin puting beliung terjadi sebanyak 80 kali merusak 288 rumah. Kemudian banjir terjadi 93 kali kejadian berdampak pada 2.524 rumah dan 1 jembatan, 1 tanggul rusak serta 210 hektar sawah terendam. Kemudian Banjir bandang terjadi 5 kali kejadian. Selanjutnya banjir dan longsor terjadi 10 kali. Banjir ROB terjadi 5 kali, abrasi dari bulan Januari-November tercatat terjadi sebanyak 5 kali.
Selanjutnya pada tanggal 27 Juni lalu kata Ilyas terjadi bencana kegagalan teknologi di desa Panton rayeuk T dan Panton Rayeuk A, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur diduga keracunan gas berasal dari PT. Medco. Sebanyak 531 jiwa dari 112 kepala keluarga terdampak dan terpaksa mengungsi sementara di kantor camat Banda Alam.
Ilyas, mengatakan intensitas kejadian bencana dari tahun 2021 mengalami penurunan jumlah kejadian dari tahun sebelumnya.
“Pada periode yang sama (Januari-November) pada tahun 2020 jumlah kejadian bencana mencapai 752 kali kejadian sedangkan di tahun 2021 menurun menjadi 619 kali kejadian ” Ungkap Ilyas yang akrap disapa Abi.
Abi juga menyebut Kebakaran Hutan dan Lahan juga mengalami penurunan intensitas kejadian yang sebelumnya di tahun 2020 (periode yang sama) mencapai 204 kali kejadian, kini di tahun 2021 hanya terjadi 131 kali kejadian.
“Kami terus berupaya agar BPBA bersama semua unsur Pemerintahan dan Masyarakat Aceh terus berupaya dalam peningkatan mitigasi bencana agar jumlah kejadian bencana dapat terus turun dari tahun ke tahun” Tambah Abi.
Dalam upaya pengurangan risiko bencana Abi juga berharap nantinya terwujudnya sebuah langkah pemberdayaan masyarakat yang akan berfokus pada kegiatan partisipatif dalam melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian, serta aksi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat/komunitas yang mampu mengelola lingkungan dan mengurangi risiko bencana serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Aceh nantinya.