Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdi Nur, mengatakan, Pemerintah Aceh melalui Dinas ESDM bersama Pertamina segera melakukan beberapa upaya dalam menyikapi terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi di sejumlah daerah di Aceh.
Di antara upaya itu adalah dengan meningkatkan pasokan dan meminta penambahan kuota solar kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas).
“Kita menyadari adanya kelangkaan BBM solar di beberapa kabupaten karena meningkatnya jumlah permintaan pasca PPKM, untuk itu kami akan segera menyikapinya,” kata Mahdi Nur didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto saat menggelar rapat bersama pihak Pertamina di Kantor Dinas ESDM Aceh, Jumat, (22/10/2021).
Mahdi menyebutkan, jumlah kuota BBM solar subsidi yang ditetapkan BPH Migas untuk Aceh pada tahun 2021 ini adalah 367.980 kilo liter. Jumlah tersebut kemudian dibagi kepada 23 kabupaten/kota sesuai dengan kuota kebutuhannya masing-masing.
“Proses suplai dari Januari sampai Agustus berjalan normal, namun sejak September ada kenaikan permintaan hingga terjadinya kelangkaan,” ujar Mahdi.
Oleh sebab itu, kata Mahdi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina agar diupayakan peningkatan jumlah pasokan solar ke kabupaten/kota yang mengalami kelangkaan.
Selain meningkatkan pasokan solar, kata Mahdi, pihaknya juga segera merampungkan surat Gubernur Aceh terkait pengusulan penambahan kuota solar subsidi sebanyak 10.000 kilo liter untuk Aceh kepada BPH Migas.
“Kita tidak berdiam diri melihat situasi saat ini, kami berharap dukungan semua pihak agar masalah kelangkaan solar dapat segera diselesaikan,” ujar Mahdi.
Kelangkaan solar juga terjadi di Pulau Jawa. Bahkan khusus untuk jalur tol trans Jawa, BBM solar untuk mobil pribadi dijatah hanya Rp 100 ribu sekali transaksi di semua SPBU. Sementara sejak sepekan terakhir terjadi antrian panjang solar berkilometer jauhnya dari pompa pengisian di SPBU.