Selain Sinovac dan Moderna, Aceh Juga Mulai Gunakan Vaksin Pfizer

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani menyebutkan pilihan vaksin pencegah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) kian beragam di Aceh.

Selain Sinovac dan Moderna yang digunakan sebelumnya, kini vaksin Pfizer mulai meramaikan vaksinasi Covid-19.

Saifullah menjelaskan, vaksin yang memiliki merk dagang Comirnaty itu merupakan hasil kerja sama perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech dengan perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer. Keduanya sepakat memproduksi vaksin jenis messenger RNA (mRNA) tanpa komponen virus SARS-CoV-2, sebagaimana vaksin Moderna. 

Vaksin mRNA, lanjutnya, bekerja dengan cara mengirim pesan kepada sistem sel untuk membentuk protein unik bagi virus corona (SARS-CoV-2) sehingga memicu respon kekebalan di dalam tubuh terhadap penyakit Covid-19. Hasil uji klinis tahap III membuktikan vaksin Pfizer memiliki efikasi mencapai 95 persen.

Ia menambahkan, vaksin Pfizer diberikan dua dosis dengan jeda 21 hari antara suntikan dosis I dengan dosis II. Selain anak usia di bawah 12 tahun,  semua golongan umur dapat menerima vaksin Pfizer untuk imunitas tubuhnya dari serangan virus corona, dengan catatan belum menerima vaksin Sinovac maupun vaksi Moderna.

Penderita komorbid, seperti hipertensi, asma, diabetes, dan penyakit infeksi yang terkontrol dapat diberikan vaksin Pfizer sesuai kartu kendali medis. Begitu juga penderita penyakit penyerta yang berisiko tinggi apabila terinfeksi virus corona. Vaksinasi bagi penderita komorbid dan memiliki risiko tinggi itu tentu melalui skrining yang ketat.

Selanjutnya ia mengatakan, vaksin Pfizer juga dapat diberikan kepada wanita hamil dan menyusui. Khusus wanita hamil, dapat memilih vaksin Pfizer apabila usia kehamilannya sudah memasuki trismester II. Sedangkan para penyintas Covid-19 yang ingin divaksinasi dengan Pfizer, harus menunggu tiga bulan, setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Menurut referensi, belum ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang terbilang fatal akibat divaksinasi dengan Pfizer. Efek samping vaksin ini umumnya sakit kepala, nyeri persendian, nyeri otot, nyeri atau bengkak pada bekas suntikan, kelelahan, demam, dan meninggal. KIPI serupa juga ditemukan pada jenis vaksin lainnya. 

“Vaksin Pfizer terbukti aman dan ampuh membentuk kekebalan tubuh dari ancaman virus corona. Kehadirannya hendaknya dapat lebih menyemarakkan vaksinasi Covid-19 di Aceh,” ujar Saifullah.

Pada kesempatan itu Saifullah juga melaporkan kasus kumulatif Covid-19 di Aceh sudah mencapai 38.241 orang, hingga 20 Oktober 2021. Pasien Covid-19 yang sedang dirawat tinggal 256 orang. Para penyintas Covid-19, (yang sudah sembuh) 35.951 orang. Sedangkan kasus meninggal dunia secara kumulatif sudah mencapai 2.034 orang.

Data kasus kumulatif tersebut termasuk kasus positif baru harian yang bertambah  hari ini sebanyak 11 orang. Pasien yang sembuh bertambah 82 orang, dan satu penderita Covid-19 dilaporkan meninggal dunia.

Saifullah merinci 11 kasus baru Covid-19 yang meliputi warga Banda Aceh sebanyak empat orang, Aceh Besar tiga orang, Aceh Tengah dua orang, dan dua lagi masing-masing warga Aceh Tenggara dan warga Aceh Singkil.

Sedangkan pasien yang sembuh 82 orang meliputi warga Aceh Utara 49 orang, Aceh Tenggara 14 orang, Aceh Besar lima orang, warga Pidie Jaya dan Banda Aceh sama-sama empat orang. Kemudian warga Bireuen tiga orang, Pidie dua orang, dan satu warga Langsa.

“Satu kasus meninggal dunia yaitu warga Banda Aceh yang meninggal dunia pada 15 Oktober 2021, bukan kasus baru yang terjadi dalam 24 jam terakhir,” pungkasnya. Iqbal

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads