AJI Banda Aceh dan Unicef Perwakilan Aceh Gelar Workshop Bijak Bermedia Sosial

Dalam rangka menangkal informasi palsu alias hoaks di dunia maya, terutama di kalangan influencer, konten kreator, blogger, dan jurnalis warga yang memiliki pengaruh di media sosial, maka Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh dan Unicef perwakilan Aceh melaksanakan workshop dengan tema “Bijak Bermedia Sosial, Pangkal Utama Menangkal Hoaks”, di Hotel Mekkah, Banda Aceh, Kamis (14/10/2021).

Kegiatan yang diikuti sekitar 25 peserta yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar ini dibuka oleh Unicef Perwakilan Aceh, dr Warqah Helmi.

Dalam sambutannya, ia menyampaikan saat ini siapa saja bisa menjadi konten kreator, sehingga Unicef menilai kegiatan ini penting dilakukan sebagai pengetahuan untuk masyarakat. Misalnya, pencegahan Covid-19 yang sudah hampir dua tahun.

“Memang kondisi Covid-19 sekarang ini sedang landai, tapi kita berharap ini segera berakhir. Sebagai konten kreator dan influencer yang diinginkan ini bisa merubah perilaku orang yang melihat konten itu setiap hari,” sebutnya.

Ia menambahkan dengan melihat konten-konten yang dihasilkan oleh influencer, blogger maupun konten kreator tersebut, maka diharapkan dapat merubah perilaku masyarakat untuk mencegah Covid-19.

Ketua Panitia, Alfath Asmunda menyampaikan berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), di Indonesia sekarang ada sekitar 132 juta pengguna internet yang aktif atau 52 persen dari jumlah penduduk yang ada.

Dari jumlah pengguna internet tersebut, ada sekitar 129 juta yang memiliki akun media sosial yang aktif, dan rata-rata menghabiskan waktu 3,5 jam per hari untuk menggunakan internet melalui handphone.

Dikatakan, rendahnya literasi tentang internet dan kegagapan menggunakan platform media sosial, disinyalir jadi penyebab hoaks dapat berkembang pesat di kalangan masyarakat.

“Misalnya saja soal vaksinasi Covid-19 yang kini tengah digalakkan pemerintah untuk menyudahi pandemi yang nyaris berlangsung selama dua tahun ini. Di Aceh sendiri, capaian vaksinasi terbilang masih rendah, dan salah satu penyebab rendahnya hal tersebut karena masyarakat termakan hoaks tentang vaksinasi,” sebutnya.

Maka dalam hal ini, tuturnya, upaya membangun kesadaran masyarakat agar bersedia mengikuti vaksin pun perlu digalakkan melalui media massa, media sosial serta berbagai program lainnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads