Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh akan menggunakan ruang perawatan pasien thalasemia untuk merawat pasien Covid-19. Sebaliknya para pasien thalasemia dan onkologi akan dipindahkan ke gedung lain di rumah sakit tersebut.
Hal itu disampaikan Direktur RSUDZA dr. Isra Firmansyah usai menerima kunjungan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah yang datang meninjau ruang rawatan Thalasemia dan Onkologi Anak di rumah sakit itu, Kamis 26 Agustus 2021. Kedatangan Sekda Taqwallah yang didampingi Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Aceh Muhammad Iswanto itu untuk melihat langsung ruangan rawatan tersebut yang akan dialihfungsikan sebagai tempat rawatan pasien Covid-19.
Keputusan itu diambil terkait trend peningkatan kasus positif Covid-19 di Aceh dan banyaknya pasien Covid-19 yang ditangani rumah sakit tersebut.
Kata dr. Isra, dalam satu bulan terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19. Dampaknya, angka kunjungan warga terkait kasus Covid-19 ke rumah sakit itu juga terus meningkat, baik kunjungan rawat jalan maupun rawat inap.
“Angka rawat jalan itu dalam seminggu ini per harinya bisa mencapai 200 sampai 300 orang. Kemudian jumlah pasien yang dirawat inap juga meningkat. Paling maksimal kemarin mencapai 175 orang,” kata dr. Isra.
Karena itu, kata dr. Isra, perlu ada upaya penambahan kapasitas dan layanan rumah sakit, baik itu penambahan ruangan, tempat tidur serta fasilitas pendukung lainnya.
Sesuai rencana, kata dr. Isra ruang thalasemia tersebut akan bisa digunakan sebagai tempat rawatan pasien Covid-19 pada Selasa depan.
Sementara sekarang ini pihaknya sedang melakukan berbagai persiapan, termasuk memberikan sosialisasi kepada para perawat yang selama ini menangani pasien thalasemia terkait pemindahan ruangan.
dr. Isra juga menyampaikan, saat ini tempat tidur yang tersedia untuk pasien Covid-19 di rumah sakit itu berjumlah 208 unit. Sementara itu setelah penggunaan ruang thalasemia, jumlah tempat tidur nantinya akan bertambah menjadi total 253.
“Mengingat kasus Covid-19 semakin meningkat di Provinsi Aceh yang berimbas pada peningkatan angka kesakitan dan bahkan angka kematian. Oleh karena itu saya mengimbau kepada kita semua jangan abai dengan protokol kesehatan, karena dengan menjalankan prokes secara benar maka risiko penularan baik kepada diri kita sendiri maupun kepada orang lain tidak akan terjadi. Artinya secara otomatis virus tidak akan berkembang, penularan tidak akan terjadi, angka kesakitan, rawatan dan kematian akibat Covid-19 akan menurun dengan sendirinya. Sekali lagi harapan saya jangan abai dengan protokol kesehatan. Lindungi diri kita, keluarga dan orang lain dari wabah Covid-19,” demikian dr Isra.