Penulis novel Indonesia, Darwis atau lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye menggelar workshop penulisan di Dayah Darul Quran Aceh (DQA) jalan Banda Aceh-Medan, Km 19,5 Gampong Tumbo Baro, Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar, Sabtu (19/06/2021).
Kegiatan yang berlangsung selama 120 menit itu diikuti oleh lebih dari 450 peserta yang terdiri dari santri dan santriwati Dayah DQA, para dewan guru serta seluruh elemen Dayah DQA dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
Ketua Panitia Pelaksana Ustad Yevi Yusnanda mengatakan workshop tersebut bertujuan untuk memotivasi dan membangun semangat santri untuk berani menulis dan berkarya. Sehingga diharapkan kedepannya dari dayah tersebut akan melahirkan penulis-penulis handal yang mampu mencetak karya-karya besar yang diakui dunia.
“Kegiatan workshop ini merupakan wadah bagi para santri untuk belajar menulis langsung bersama salah satu penulis terkenal Indonesia yaitu Tere Liye yang telah menghasilkan banyak karya. Dimana beberapa karyanya bahkan pernah diadaptasi ke film layar lebar seperti Hafalan Shalat Delisa,Bidadari Bidadari Surga dan beberapa karya lainnya yang sudah sangat terkenal di tingkat nasional,” kata Ustad Yevi.
Ia menambahkan setiap tahunnya Tere Liye menggelar workshop dibeberapa titik di seluruh Indonesia. Tere Liye bersama tim akan mengunjungi sekolah terpilih setelah mengumumkan sayembara di fanpage Tere Liye dengan persyaratan sekolah tertutup atau boarding school yang melakukan pembelajaran tatap muka dan siap mengadakan acara workshop penulisan tersebut.
“Alhamdulillah tahun ini, SMP Darul Quran Aceh mendapat kesempatan untuk didatangi langsung oleh Tere Liye setelah diseleksi dari puluhan proposal yang diterima. Kegiatan tersebut terlakasana berkat kerja sama Manajemen Tere Liye dengan penerbit Gramedia,” kata Ustad Yevi.
Sementara itu Tere Liye dalam paparan materinya menjelaskan misi utama dari workshop tersebut diantaranya menitipkan semangat menulis dikepala anak anak Indonesia. Menulis merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh ulama dan para pendahulu.
“Sesuai ayat Alquran yang pertama turun surat Al-Alaq, ayat pertama Iqra’ (bacalah). Untuk membaca sesuatu, seseorang perlu bacaan yang tertulis. Oleh karenanya, menulis merupakan hal yang sangat penting,” jelas Tere Liye.
Tere Liye menekankan satu buku yang ditulis, bisa dibaca dan diserap ilmunya oleh jutaan orang. Dan ketika penulis meninggal, maka tulisannya tetap tersimpan selamanya.
Dalam kesempatan tersebut Tere Liye menyampaikan beberapa tips dalam menulis, diantaranya pertama, menemukan ide yang akan ditulis. Ide tulisan bisa apa saja, namun penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial dari apa yang ia tulis. Kedua, amunisi, riset dan bahan juga merupakan hal penting. Yang akan diperoleh dengan rajin membaca, banyak melakukan perjalanan dan bertemu banyak orang.
Ketiga, tidak ada tulisan yang jelek, yang ada hanyalah tulisan yang relevan atau sesuai dan tidak. Selanjutnya gaya bahasa merupakan kebiasaan dan kalimat pertama adalah pekerjaan mudah, namun menyelesaikan lebih mudah lagi.
“Terakhir mulailah dari tulisan kecil, pendek tapi bertenaga dan sederhana tapi bermanfaat. Semoga workhsop ini mencerahkan dan dapat diaplikasikan,”pungkasnya