Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti Idawati mengatakan, penyampaian informasi yang baik, adalah salah satu tindakan efektif untuk pencegahan dan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Karena informasi melalui komunikasi yang baik akan memberikan pemahaman masyarakat tentang pencegahan dengan baik pula tentang Covid-19.
“Setiap upaya yang kita lakukan perlu diiringi dengan strategi komunikasi yang baik, supaya gerakan- gerakan yang kita lakukan dapat terlaksana secara efektif dan pemahaman masyarakat tidak salah,” kata Dyah saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Strategi Komunikasi Publik, Senin (7/6/2021).
Rakor Strategi Komunikasi Publik ini digelar secara virtual dan diselenggarakan atas kerja sama TP PKK Aceh dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Dinas Komunikasi informasi dan Persandian Aceh, Satgas Covid-19 Pemerintah Aceh, Dinas Kesehatan, UNICEF dan seluruh PKK kabupaten dan kota di Aceh.
Dyah mengatakan, strategi komunikasi yang paling efektif adalah melalui keteladanan. Metode ini dianggap paling ampuh dan efektif dalam membentuk perubahan perilaku khususnya dalam proses pencegahan dan penanganan Covid-19.
Metode ini, kata Dyah lazimnya melibatkan seorang tokoh yang berpengaruh, yang nantinya akan menjadi contoh ideal dalam pandangan masyarakat, sehingga perilaku tersebut akan mudah ditiru oleh masyarakat.
“Keteladanan ini harus dimulai dari gampong, mulai dari tokoh gampong yang harus divaksin. Karena vaksin tidak berbahaya aman dan halal,” kata Dyah.
Dyah menyebutkan, virus Covid-19 nyata adanya bukan sebuah konspirasi ataupun sebuah kebohongan, virus itu sangat berbahaya dan sangat mudah menular. Jadi tindakan pencegahan Covid-19 itu harus dilakukan secara masif dan bersama-sama. Salah satunya dengan vaksinasi.
“Dua orang teman saya adalah korban dari keganasan virus itu, dia bukan lansia tapi usia aktif, maka itu dengan vaksinasi akan mampu menekan angka kematian akibat virus corona,” ujar Dyah.
Vaksinasi memang tidak menjamin penerima tidak akan terjangkit lagi, namun vaksinasi akan menurunkan risiko kematian akibat virus itu. “Seperti kasus Pak Gubernur sedang positif, tapi karena sudah di vaksin kondisinya stabil. Ini adalah pembuktian bahwa vaksin itu bisa memperkuat kekebalan tubuh,” sebutnya.
Sementara itu, Tim Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Ika Arnita mengatakan, dalam menyampaikan sebuah informasi, dibutuhkan observasi awal seperti pola kehidupan, pola bermasyarakat, dan pola komunikasi yang mudah diterima oleh orang di lingkungan tersebut.
Lalu kemudian baru bisa ditentukan strategi apa yang akan diterapkan untuk penyampaian informasinya.
“Seperti halnya bisa melibatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh. Jadi penanganan ini bukan hanya melibatkan orang kesehatan saja, namun juga tokoh-tokoh berpengaruh dikalangan masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Kabid P2P, Dinas Kesehatan Aceh, dr. Iman Murahman, mewakili Kadinkes Aceh mengatakan saat ini proses vaksinasi massal di Aceh sudah dilaksanakan dan sudah memasuki hari ke empat. Vaksinasi dilakukan secara bertahap, saat ini untuk petugas pelayanan masyarakat disabilitas, lansia dan pra lansia.
“Setelah ini baru akan masuk ke masyarakat umum. Vaksinasi ini bukan menghindarkan dari Covid-19, namun mencegah terjadinya gejala yang parah. Pada dasarnya vaksinasi ini adalah untuk menekan angka kematian dan saat ini yang diutamakan adalah lansia dan pra lansia yang di anggap paling rentan saat ini.” pungkasnya.