Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat pada sejumlah rumah sakit di Aceh meningkat sejak awal Mei 2021, sehingga ruang perawatannya nyaris penuh.
“Tingginya kasus positif yang dirujuk ke rumah sakit menunjukkan meningkatnya kasus Covid-19 dengan gejala berat dan disertai penyakit komorbid,” ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani.
Saifullah menjelaskan, kapasitas perawatan penderita Covid-19 di Aceh sebanyak 747 tempat tidur, termasuk rumah sakit lapangan RSUDZA Banda Aceh, yang diresmikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Letjend TNI Doni Monardo pada 20 April 2021 lalu.
Kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19 yang mencapai 747 tempat tidur itu, meliputi 82 tempat tidur Ruang Intensive Care Unit (RICU), dan 665 tempat tidur isolasi rumah sakit, yang menyebar di seluruh Aceh. Paling banyak di RSUDZA Banda Aceh, yakni 15 tempat tidur RICU, dan 70 tempat tidur isolasi.
Ia mengabarkan, kapasitas RICU RSUDZA Banda Aceh yang saat ini terpakai sudah mencapai 11 tempat tidur, atau 73,3 persen dari 15 kapasitas yang ada. Sedangkan kapasitas ruang isolasi yang sedang terisi sebanyak 53 tempat tidur, atau 75,7 persen dari kapasitas tempat tidur yang tersedia.
Menurutnya, tingkat pengisian tempat tidur rumah sakit rujukan utama, RSUDZA Banda Aceh, perlu mendapat perhatian Satgas Penanganan Covid-19 kabupaten/kota, khususnya dalam manajemen rujukan pasien Covid-19. Sebelum merujuk pasien harus memastikan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan utama tersebut, agar pasien dapat ditangani dengan baik.
Pasien Covid-19 yang kondisi medisnya dapat ditangani di RSUD kabupaten/kota sebaiknya tidak dirujuk ke RSUDZA. Efisiensi dan efektifitas penggunaan tempat tidur di rumah sakit rujukan utama harus benar-benar menjadi pertimbangan di tengah-tengah lonjakan kasus harian saat ini. Rujukan pasien Covid-19 harus dilakukan secara selektif.
“Manajemen rujukan yang ketat sangat penting saat ini agar semua pasien Covid-19 di Aceh mendapat pelayanan secara optimal sesuai kebutuhan medisnya,” ujar Saifullah.
Selanjutnya ia mengatakan, kasus-kasus baru positif Covid-19 diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa pekan ke depan, dan perlu diantisipasi dengan ketersediaan tempat perawatan atau ruang isolasi di RSUD kabupaten/kota. Optimasi fungsi ruang-ruang perawatan yang ada merupakan solusi jangka pendek yang perlu dipertimbangkan.
Ia juga mengatakan, informasi tentang daya dukung sistem perawatan di rumah sakit penting diketahui masyarakat agar lebih waspada dan jangan lagi mengabaikan protokol kesehatan. Apabila terus menantang bahaya dengan cara nekat tidak memakai masker, tidak menjaga jarak, dan mengabaikan mencuci tangan dengan sabun, hampir dapat dipastikan akan menjadi korban virus corona.
“Jangan menantang virus corona, dan segera disiplinkan diri dan keluarga dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” tambahnya.
Selanjutnya Saifullah melaporkan data akumulatif kasus Covid-19 di Aceh, per 9 Mei 2021. Jumlah kasus Covid-19 secara akumulatif telah mencapai 11.830 kasus/orang. Para penyintas, yang sembuh dari Covid-19 sebanyak 10.061 orang. Pasien masih dirawat 1.295 orang, dan penderita yang meninggal dunia sudah mencapai 474 orang.