Gubernur Aceh Terima Kunjungan MPU Aceh, Ini yang Dibahas

Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menerima kunjungan silaturrahmi jajaran pimpinan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh di Meuligoe Gubernur, Senin (03/05/2021).

Pertemuan itu dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Keistimewaan Aceh, Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Sekretaris MPU Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Dayah, Kepala Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat, Kabag Humas Setda Aceh serta Juru Bicara Covid-19.

Sedangkan dari pihak MPU dihadiri oleh Wakil Ketua I Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk. H. Faisal Ali, Wakil Ketua II MPU Aceh, Tgk. Muhibbuthabari, dan Wakil Ketua III Tgk. H. Hasbi Albayuni.

Dalam pertemuan itu Tgk. H. Faisal Ali, menyampaikan beberapa permasalahan terkait penerapan Syariat Islam yang tengah dihadapi saat ini. Menurutnya ada ketimpangan antara hukum dan praktik penerapan Syariah yang tidak sebanding.

Sehingga, praktik kemungkaran di Bumi Serambi Mekah ini kian marak terjadi. Salah satunya seperti maraknya game Higgs Domino. Game domino yang berbasis internet kian meluas peminatnya. Bahkan semua usia sudan memainkan game tersebut.

“Tentang game chip yang sudah merajalela harus ada tindakan nyata dari kita semua, bukan hanya untuk anak muda namun sudah merambah pada kasus KDRT, ini sudah masuk ranah Ubudiyah. Jadi kita harus tindak tegas untuk selamatkan generasi Aceh dari efek negatif domino,” ujar H Faisal Ali yang akrab disapa Lem Faisal itu.

Selain itu, Ia juga mengapresiasi Pemerintah Aceh yang serius dalam mempertahankan aqidah umat di perbatasan. Namun, demikian kata Lem Faisal, butuh penambahan jumlah Da’i untuk kembali memperkuat aqidah masyarakat di perbatasan.

Lem Faisal menambahkan, populasi umat muslim di perbatasan kian menurun hingga lima strip atau lima point. Pada tahun 2019 sekitar 85 persen  penduduk muslim kini kian berkurang menjadi sekitar 80 persen.

Karenanya, untuk memperkuat penerapan Syariah Islam di seluruh Aceh, kata Lem Faisal, diperlukan peran aktif para Bupati dan Wali Kota di daerah. Agar penerapan syariat Islam dapat ditegakkan.

Menyikapi hal itu, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menegaskan, sejak awal maraknya game PUBG, Pemerintah Aceh sudah melarang permainan game tersebut, dan game tersebut dikategorikan haram dan sudah difatwakan. Sama halnya dengan game Higg Domino yang malah jatuh pada jurang perjudian online.  “Menurut Psikolog candu game itu bahaya sekali,” kata Nova.

Terkait Da’i perbatasan, untuk menunjang semangat dakwah para Da’i perbatasan, nantinya pemerintah Aceh akan membantu membangun rumah dinas bagi para Da’i perbatasan secara berkala.

“Bulan depan Insya Allah akan kita usahakan rumah untuk Da’i perbatasan agar segera mulai di bangun. Nanti saya akan jamin ke CSR Bupati atau Wali Kota dan Gubernur untuk dibangun segera. Mereka adalah benteng pertahanan umat, kerja mereka susah jadi harus didukung dengan fasilitas yang baik,” ujar nova.

Kemudian, Nova menambahkan, saat ini pemerintah Aceh juga sedang konsen terhadap penyalahgunaan narkoba, Pada (28/4) kemarin kepolisian Aceh berhasil menggagalkan peredaran narkoba sebanyak 2,5 ton sabu.

“Katakanlah transit di Aceh, tapi pasti penggunaanya bisa 20 sampa 30 persen yang dikonsumsi oleh masyarakat kita,” katanya.

Maka itu, di tahun 2021 Pemerintah Aceh sudah perintahkan Gerakan Anti Narkoba Nasional (GANNAS) di lingkungan Pemerintah Aceh. Nantinya melalui melalui gerakan ini setiap ASN, dan Karyawan BUMD harus melakukan tes urin secara masif, untuk mendeteksi karyawan dan staf yang menggunakan barang haram itu.

Pertemuan itu menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, dan menjaga jarak, agar terhindar dari penularan Covid-19. 

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads