Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Aceh Dyah Erti Idawati, mengimbau seluruh masyarakat untuk terus meningkatkan ibadah di bulan suci Ramadhan, yang hari ini telah memasuki hari ke-19.
Namun, karena dunia masih diselimuti pandemi covid-19, Ibu dari dua orang putra ini kembali mengingatkan pentingnya menerapkan protokol kesehatan (Prokes) dalam setiap kegiatan keagamaan.
Imbauan tersebut disampaikan oleh Ketua BKMT yang juga menjabat sebagai Ketua TP PKK Aceh itu, dalam sambutannya pada acara Kajian Dhuha dalam rangka memperingati Nuzulul Qur’an, di Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Sabtu (1/5/2021) pagi.
“Islam adalah agama yang menekankan pentingnya silaturrahmi dan kebersamaan atau kita menyebutnya berjama’ah. Di dalam bulan Ramadhan, segala ibadah yang kita laksanakan akan dilipatgandakan pahalanya, apalagi ibadah yang kita laksanakan bersama atau berjama’ah. Jadi, di sisa Ramadhan tahun ini, mari terus tingkatkan ibadah kita kepada Allah. Namun yang juga penting diingat, hingga saat ini kita masih berada dalam situasi pandemi, maka mari tingkatkan ibadah dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, jangan kendor,” pesan Dyah Erti.
Sebagaimana diketahui, Ramadhan dan Idul Fitri 1442 Hijriah menandakan tahun kedua pandemi covid-19 melanda dunia. Berbagai upaya pembatasan terus dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan Tiongkok itu. Salah satunya adalah imbauan untuk menunda mudik.
Dalam sambutannya, Dyah Erti mengajak masyarakat untuk menjadikan lonjakan kasus covid-19 di India sebagai pelajaran berharga. India sempat dianggap sukses menekan penyebaran covid-19 secara signifikan. Namun keberhasilan tersebut tidak berlangsung lama karena masyarakat yang terlalu euforia dan abai menerapkan prokes pasca keberhasilan menekan kasus covid-19.
“India harus benar-benar menjadi contoh, bagaimana ritual keagamaan yang dilakukan secara besar-besaran tanpa penerapan protokol kesehatan yang ketat di masa pandemi saat ini, berakibat buruk bagi upaya pencegahan penyebaran covid-19, di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu. India sempat berhasil menekan kasus covid-19, hanya 10 ribu kasus harian. Namun karena mengikuti ritual keagamaan yang tidak menerapkan protokol kesehatan, kasusnya meningkat hingga menyentuh angka 300 ribu kasus harian,” kata Dyah Erti.
Berkaca dari Idul Fitri 1441 Hijriah tahun lalu, Dyah Erti yang saat ini juga dipercaya sebagai Wakil Ketua Satgas Covid-19 Aceh, mengingatkan bahwa sempat terjadi lonjakan kasus harian di Aceh pasca libur Idul Fitri.
“Bukan Idul Fitrinya yang salah, bukan Ramadhannya yang salah, tapi ketidakdisiplinan kita, sikap abai kita pada protokol kesehatan saat merayakan Idul Fitri, yang mengakibatkan terjadi lonjakan kasus di tahun lalu. Jadi, dalam kesempatan ini, Saya mengimbau kita semua, jika memang tidak ada hal mendesak, sebaiknya bersabar dulu, tunda mudik dan tidak bepergian ke luar daerah, demi kebaikan bersama. Karena hal ini merupakan bentuk dari ikhtiar kita terhadap upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” imbau Dyah Erti.
Di akhir sambutannya, Dosen Teknik Arsitektur Unsyiah itu juga mengajak BKMT di semua tingkatan untuk terus bergerak menyampaikan syiar Islam kapan pun dan di mana pun berada.
“Terus gaungkan syiar Islam, terus perkuat dan tingkatkan ibadah, baik di dalam maupun di luar bulan Ramadhan, agar silaturrahmi antar sesama semakin kuat dan masyarakat semakin tercerahkan,” pungkas Dyah Erti.
Sementara itu, Ustadz Husni yang tampil sebagai penceramah, berpesan kepada para jama’ah untuk selalu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dan inspirasi dalam kehidupan.
“Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an ke bumi sebagai pedoman bagi umat manusia. Terus perkuat dan tingkatkan ibadah kita, baik saat Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Jangan sampai kecolongan, karena banyak dari kita saat malam lebaran telah merdeka, Maghrib lewat, ‘Isya apalagi. Banyak dari kita merasa bebas. Ini tentu sangat tidak sesuai dengan nilai dan pesan yang terkandung dalam bulan Ramadhan,” ujar Ustadz Husni.
Ustadz Husni juga mengingatkan, Ramadhan juga dikenal sebagai bulan berbagi. Berbagi tidak semata harta tetapi berbagi ilmu pengetahuan yang bermanfaat juga sangat tinggi nilainya di sisi Allah.
“Ingat, berbagi bukan karena kita mampu tetapi karena mau. Dalam beberapa kisah, banyak kita temukan orang kaya yang kikir, enggan bersedekah malas berzakat. Padahal, rezeki Allah tercurah bukan semata karena do’a kita, bukan semata karena usaha kita tetapi karena untaian do’a dari orang-orang yang kita tolong saat mereka membutuhkan,” kata Ustadz Husni.
Kegiatan di Masjid Baiturrahim Ulee Lheue ini merupakan Kajian Dhuha terakhir yang menjadi penutup dari berbagai kegiatan BKMT Aceh pada Ramadhan tahun ini.
Dalam kegiatan ini, BKMT juga menyerahkan santunan kepada 15 anak yatim dan 15 dhuafa, di sekitar Masjid yang juga menjadi saksi sejarah keganasan tsunami Aceh tahun 2004 silam.