Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengapresiasi kinerja jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Aceh yang telah berhasil mengungkap dan menggagalkan penyelundupan narkotika di Aceh.
Ia juga mengajak semua pihak untuk mendukung dan ikut serta membasmi barang haram tersebut di bumi Serambi Mekkah.
“Pengungkapan keberadaan narkoba seberat 404,9 kilogram ini sungguh capaian besar dalam misi menyelamatkan generasi Aceh. Pemerintah Aceh, dan seluruh rakyat Aceh, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya,”kata Gubernur Nova saat memberi sambutan dalam acara pemusnahan barang bukti Narkotika, di Lapangan Mapolda Aceh, Rabu, (10/3/2021).
Nova mengatakan, saat ini Aceh telah dijadikan pasar potensial dan prospektif oleh para produsen narkoba. Menurutnya hal tersebut tidak terlepas dari tren konsumsi penyalahgunaan narkoba yang semakin marak terjadi di Kabupaten/Kota se-Aceh.
Nova merasa Aceh sedang dalam posisi yang terancam, bila pelaku pengedar tak ditindak dengan tegas, cepat, dan keras. Dampak dari maraknya narkoba semakin tinggi dan luas. Ia pun khawatir jika terus terjadi, maka sepuluh atau lima belas tahun ke depan Aceh akan mengalami kerusakan. Baik kerusakan fisik, mental, maupun spiritual.
“Oleh karenanya, diperlukan gerakan bersama untuk melawan peredaran narkoba dan menyadarkan orang-orang yang sudah terlanjur mengonsumsi untuk insaf dan secara suka rela direhabilitasi,”ujar Nova.
Nova mengatakan, perang melawan narkoba harus terus digelorakan oleh segenap aparatur negara bersama seluruh elemen
masyarakat. Daya tangkal dan daya cegah harus terus diperkuat. Berbagai pendekatan
mesti juga dikerahkan.
“Keprihatinan terhadap peredaran narkoba harus kita tunjukkan dengan kolaborasi dan sinergi yang konkrit agar pemberantasan narkoba bisa kita berantas secara signifikan,”kata dia.
Sementara itu, Kapolda Aceh, Wahyu Widada, mengungkapkan, sebanyak 404,9 kilogram Narkotika yang dimusnahkan tersebut merupakan hasil operasi tim gabungan Bareskrim Polri, Polda dan jajaran Polres Aceh selama dua bulan terkahir di tahun 2021.
Ia menjelaskan, Narkotika jenis sabu yang berhasil diungkapkan itu memiliki dua jenis dari jaringan berbeda. Jenis pertama berasal dari Myanmar, barangnya dibungkus dalam kemasan bertuliskan Teh China. Sementara satu lagi berasal dari Timur Tengah, barangnya dibungkus dalam tupperware.
Dalam kesempatan tersebut, Wahyu mengajak semua pihak untuk ikut serta memberantas narkoba di Aceh. Peran serta masyarakat sangat penting dan menentukan keberhasilan pemusnahan narkoba.
Untuk mempersempit dan menghentikan peredaran narkoba, kata Wahyu, Kepolisian Daerah Aceh telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti bea cukai dan TNI Angkatan Laut untuk mengawasi jalur masuk via laut. Ia mengatakan, garis pantai Aceh yang panjang menjadi salah satu potensi yang mudah bagi pengedar untuk memasuki wilayah Aceh.
“Tapi yang paling penting adalah membuat daya tahan masyarakat sendiri, untuk memiliki ketahanan dan ketangguhan melawan narkoba. Kalau masyarakat tidak mau pakek lagi, tentu narkoba ini tidak akan ada lagi,”kata Wahyu.