Aceh zero penambahan kasus baru Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dalam 24 jam terakhir.
Pasien yang sembuh juga tidak bertambah, dan tidak ada laporan penderita meninggal dunia.
Pencegahan kasus baru perlu dilakukan oleh segenap lapisan masyarakat dengan cara memahami gejala infeksi virus corona dab menangkalnya.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani kepada awak media massa di Banda Aceh, Senin, 25/1/2021.
“Kita bersyukur tidak ada penambahan kasus hari ini, dan sangat berharap tidak ada lagi kasus baru,” tutur pria yang akrab disapa SAG itu.
Ia mengatakan, harapannya mungkin berlebihan dalam masa pandemi ini, namun harapan tersebut akan menjadi kenyataan apabila kita ihktiarkan bersama-sama—semua lapisan masyarakat bertekad mencegah kasus baru pada dirinya, keluarga, maupun orang-orang terdekatnya, dengan menjalankan protokol kesehatan.
Menurut SAG, penyebaran virus corona dari satu orang kepada orang lain terjadi tanpa sengaja. Orang menyangka dirinya terkena flu biasa, bukan gejala Covid-19, sehingga tetap berbaur. Sementara orang lain pun menganggap hal yang sama maka tidak berusaha menghindar dengan memakai masker dan menjaga jarak.
Pengetahuan tentang gejala Covid-19 sangat penting agar bisa saling menghindari secara fisik dan saling melindungi antar sesama. Secara kasat mata sulit membedakan penderita Covid-19 dengan penyakit influenza. Keduanya menunjukkan gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek.
Karena itu, diperlukan pemeriksaan secara medis dan diperiksa swab nasofaring dan orofaring dengan real time polymerase chain reaction untuk memastikannya. Namun demikian, pengetahuan tentang gejala Covid-19 amat penting agar bisa saling menjaga dan melindungi.
SAG menjelaskan, dari analisis data Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan RI, penderita Covid-19 di Aceh tidak hanya menunjukkan gejala demam, batuk, dan pilek saja. Analisis terhadap 9.144 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Aceh, yang menunjukkan gejala batuk 63%, pilek 39,1%, dan gejala lemas 34,1%.
Gejala lain yang ditemukan di kalangan penderita Covid-19 di Aceh, yakni demam sekitar 32,9%, riwayat demam 30,6%, sakit tenggorokan 30,1%, sakit kepala 26,3%, sesak nafas 22,4%, keram otot 17,1%, mual 11,4%, sakit perut 8%, diare 5%, menggigil 0,2%, dan gejala lainnya sekitar 1,2%.
“Gejalanya bukan hanya demam, pilek, dan batuk, melainkan kian beragam karena virus corona itu terus bermutasi,” tutur SAG.
Karena itu, lanjutnya, setiap ada gangguan kesehatan dalam masa pandemi ini patut diwaspadai. Apabila bagi yang pernah berpergian ke daerah-daerah masih tinggi infeksi lokal (zona merah), atau merasa pernah berinteraksi secara dekat (kontak erat) dengan seseorang yang kemudian terkonfirmasi positif Covid-19, hendaknya segera melakukan pemeriksaan kesehatan di Pusat Pelayanan Kesehatan terdekat.
Jangan mengabaikan gejala ringan, tutur SAG. Sebab, lanjutnya, penyakit yang sudah pada stadium lanjut (berat) akan makin sulit diobati dan risiko kematian pun kian tinggi, ujar pemilik gelar Magister Kesehatan Masyarakat di bidang Epidemiologi Komunitas itu.
“Apabila mengalami gejala penyakit dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, sebaiknya langsung berobat dan melakukan isolasi mandiri, untuk melindungi keluarga, sahabat, dan kerabat dari ancaman virus corona,” sarannya.
Kasus Kumulatif
Selanjutnya, seperti biasa, Juru Bicara Pemerintah Aceh itu melaporkan kasus kumulatif Covid-19, sejak kasus pertama diumumkan, 27 Maret 2020 silam. Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tidak bertambah hari ini, sehingga data epidemiologisnya masih sama dengan data kemarin.
Secara akumulasi jumlah kasus Covid-19 Aceh sudah mencapai 9.144 orang. Penderita yang dirawat saat ini 1.017 orang, sudah sembuh sebanyak 7.753 orang, dan 374 orang meninggal dunia.
“Tidak ada penambahan pasien yang sembuh, dan juga tidak ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir,” ujar SAG.
Lebih lanjut, Jubir SAG mengatakan, kasus-kasus probable di Aceh secara akumulasi saat ini sebanyak 651 orang. Dari jumlah kasus probable tersebut, 20 orang dalam penanganan tim medis (isolasi RS), 571 sudah selesai isolasi, dan 60 orang meninggal dunia.
Sedangkan jumlah kasus suspek di seluruh Aceh hari ini telah mencapai 6.272 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.102 orang sudah selesai masa isolasi, 108 orang dalam proses isolasi di rumah, dan 62 orang isolasi di rumah sakit.