Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif menyatakan pemerintah tidak akan memaksa warga untuk melakukan vaksinasi COVID-19, tetap memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih disuntik vaksin atau menolak.
“Ya itu merupakan arahan Presiden (Joko Widodo), sedapat mungkin pemberian vaksin ini, tidak melakukan pemaksaan, jangan dipaksa,” kata Hanif dalam jumpa pers di Kota Banda Aceh, Rabu.
Hanif menjelaskan pihaknya sebagia Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 bertugas untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi untuk mendapatkan kekebalan tubuh, agar warga terhindar dari virus yang menyerang paru-paru manusia itu.
“Jadi diupayakan persuasif, memberikan edukasi, kemudian kita minta kesediaan, kalau ditolak kita ya terima, tidak boleh dipaksa,” kata Hanif.
Saat ini, menurut dia, masih banyak masyarakat yang menerima informasi palsu atau hoaks tentang vaksinasi, sehingga menimbulkan rasa takut dalam diri masyarakat untuk divaksin.
Cara untuk menghentikan pandemi memang harus melalui vaksinasi agar setiap orang mendapatkan kekebalan tubuh. Kata Hanif, tujuan pemerintah melakukan vaksinasi untuk melindungi masyarakat agar tidak tertular dari virus tersebut.
“Pemerintah memberi vaksin itu supaya masyarakat kita kebal. Enggak ada tujuan jelek dari pemerintah, pemerintah tujuannya untuk melindungi masyarakat, termasuk kita di Aceh ini,” katanya.
Hanif mengatakan pihaknya belum menerima laporan efek samping yang dirasakan orang usai melakukan vaksinasi itu. Bahkan, kata dia, vaksin tersebut tidak ada efek samping, apalagi vaksin buatan Sinovac yang dinilai paling aman karena terbuat dari virus yang sudah dimatikan.
“Jadi vaksin itu ada virus yang dilemahkan, ada virus yang dimatikan. Sinovac ini pembuatannya virus yang sudah dimatikan, dijadikan sebagai vaksin jadi efek samping yang timbul sangat minimal,” katanya.
Saat ini Aceh telah menerima sebanyak 27.880 dosis vaksin COVID-19 buatan Sinovac dari Kementerian Kesehatan RI. Untuk tahap pertama penyuntikan vaksin akan dimulai pada Jumat (15/1) mendatang, dengan sasaran tenaga kesehatan.
“Jadi total masyarakat yang akan menerima vaksin nantinya sebanyak 3.785.510 orang,” kata Hanif. Antara