Banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh dilaporkan sudah meluas bahkan warga dilaporkan kembali mengungsi setelah pemukiman mereka dikepung banjir sejak kemarin akibat curah hujan tinggi dan meluapnya sejumlah sungai dengan ketinggian air bervariasi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara Amir Hamzah di Aceh Utara, Minggu, membenarkan sejumlah warga sudah mengungsi, namun pihaknya masih melakukan pendataan.
“Menurut laporan Geuchik Tanjong Haji Muda (Kecamatan Matangkuli), sejumlah warganya sudah mulai mengungsi ke Celter BPBD, begitu juga warga gampong lainnya sudah mencari tempat- tempat aman dan tinggi,” kata Amir Hamzah.
Berdasarkan data sementara, kata Amir Hamzah, banjir melanda sejumlah gampong di Kecamatan Simpang Keuramat, Pirak Timu, Matangkuli, Lhoksukon, Tanah Luas dan Kecamatan Syamtalira Bayu.
Bahkan, banjir mulai merendam badan jalan lintas kecamatan seperti Lhoksukon menuju arah Kecamatan Cot Girek, kemudian di Matangkuli banjir juga sudah merendam badan jalan di depan Polsek dan Puskesmas.
Sementara kemarin banjir hanya merendam sejumlah desa di Kecamatan Pirak Timu, Lhoksukon, Matangkuli dan Simpang Keuramat.
Hasil pamantauan dan monitor pihaknya, kata Amir Hamzah, Aceh Utara secara merata masih diguyur hujan deras, begitu juga hasil koordinasi dengan BPBD Kabupaten Bener Meuriah, di kabupaten tetangga tersebut hujan deras masih mengguyur.
“Hingga kini belum ada laporan secara detail titik pengungsian dan kerugian banjir tahap ll yang melanda Aceh Utara,” kata Amir Hamzah di dampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik Chairuddin, serta petugas piket BPBD Rescue dan Zulfikar Sadli alias Zoel7.
Sementara Ketua Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Aceh Utara Muhktaruddin menyebutkan bahwa ketinggian air di pemukiman warga bervariasi antara 70 sentimeter hingga 1 meter lebih di titik- titik tertentu.
“Laporan yang kami terima, warga di Kecamatan Pirak Timu, Lhoksukon dan Matangkuli sudah mulai mengungsi sejak tadi malam sekitar pukul 22.00 WIB. Untuk bantuan belum ada,” terang Muhktaruddin.
Dikatakan para korban banjir mengungsi ke sejumlah tempat yang lebih tinggi, seperti meunasah (surau), rumah saudara hingga rumah tetangga. Antara