Memperingati 16 tahun gempa dan tsunami Aceh, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar menyampaikan kepada masyarakat perihal pentingnya melakukan mitigasi bencana.
Menurut Farid Nyak Umar mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
“Pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan semua stakeholder harus bersama-sama untuk melakukan mitigasi bencana. Jka kita siap dalam menghadapi bencana, maka kita bisa meminimalisir korban jiwa jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” kata Farid Nyak Umar pada acara mengenang tragedi tsunami di Aceh yang terjadi 16 tahun silam yang digelar Ikatan Masyarakat Aceh di Turki (IKAMAT), Sabtu (26/12/2020).
Farid Nyak Umar menjelaskan bencana tidak bisa diprediksi kapan dan dimana akan terjadi. Tapi kita harus siap dalam menghadapi bencana yang akan terjadi. Oleh karena itu, mitigasi bencana sangat diperlukan, baik itu menyangkut pengetahuan masyarakat terhadap bencana ataupun peran yang bisa dilakukan saat terjadi bencana.
Dari data yang dipublikasikan oleh peneliti dari Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDRMC) Universitas Syiah Kuala, salah satu kota yang rawan terjadinya gempa adalah Banda Aceh. Sebab, Banda Aceh diapit oleh dua Patahan Sumatera yang masih aktif, yaitu Patahan Segmen Aceh dan Segmen Seulimuem.
“Kita harus belajar dari peristiwa tsunami 26 Desember 2004 yang lalu, salah satunya kesiapan untuk melakukan mitigasi bencana. Ini sangat penting karena kita berada di wilayah yang rawan bencana, baik gempa, tsunami, longsor dan banjir.” ujar Politisi PKS tersebut.
Lebih lanjut Farid Nyak Umar mengatakan 16 tahun sudah bencana tsunami yang terjadi di Aceh, namun di balik semua cobaan itu, tentu ada hikmahnya bagi masyarakat Aceh. Secara keseluruhan ada 14 negara yang terkena dampak tsunami dengan jumlah korban mencapai ratusan ribu, bahkan di Aceh mencapai 230.000 jiwa. Bencana gempa dan tsunami tersebut membuat masyarakat Aceh lebih tegar dalam menghadapi segala bencana.
Peristiwa atau bencana gempa dan tsunami juga sebagai momentum untuk mensejahterakan rakyat Aceh, harus bisa membangun daerah ke arah yang lebih baik, sejahtera, adil dan makmur.
“Membangun Aceh tidak bisa sendiri-sendiri, tapi harus dilakukan secara bersama-sama, terarah dan terukur. Bersama kita lebih kuat, bersama kita bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat Aceh,” tutur Farid Nyak Umar.