Gubernur Aceh, Nova Iriansyah secara resmi membuka Konferensi Wilayah (Konferwil) Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Aceh ke-14 di Hotel Grand Aceh Syariah, Banda Aceh, Jum’at (25/12) malam.
Konferensi ini dihadiri Forkopimda Plus, Ketua PBNU KH. Marsyudi Syuhud, Ketua Satkor Covid-19 PP RMI PBNU H. Ulun Nuha, Ketua Umum Pergunu KH. Asep Saifuddin Chalim, DPR RI, Ketua PWNU Aceh Tgk H Faisal Ali (Lem Faisal), Kakanwil Kemenag Aceh, Rektor UIN Ar-Raniry, Rektor Unsyiah, Pengurus MPU, Ketua Alwasliyah, Ketua Huda Aceh, Ketua Tastafi Aceh, Para Alim Ulama dari Kabupaten/kota se Aceh, Banom dan lembaga dibawah naungan NU.
Gubernur dalam sambutannya menyatakan bersyukur atas terselenggaranya Konferwil NU ke-14 dan dihadiri langsung oleh Ketua PBNU.
“Kami merasa bahagia, apalagi di tengah suasana pandemi covid-19, kita dapat berkumpul bersama disini bersama para ulama dalam rangka acara mulia, semoga berjalan dengan sukses dan menghasilkan yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Nova.
Ia juga bersyukur sudah diterima sebagai salah satu kader NU.
Dikatakannya, Aceh merupakan daerah pertama menyumbangkan keislaman di bumi pertiwi ini, karena itu nilai-nilai keislaman yang ada di Aceh harus di jaga dan dilestarikan sebaik mungkin sebagai daerah modal.
Nova juga mengapresiasi dan berterimakasih kepada NU Aceh yang selama ini bisa diajak untuk saling berdiskusi dan mencari solusi, terhadap pengelolaan sesuatu permasalahan dengan baik, dan bisa menerima berbagai perbedaan.
“Pemerintah Aceh masih butuh sentuhan NU, peran NU dalam pembangunan dibutuhkan sepanjang masa,” ucapnya.
Ia mengatakan NU juga dituntuk untuk mampu memperkuat sistem kaderisasi yang unggul agar semangat perjuangannya tetap terjaga.
Ketua PBNU, KH Marsyudi Syuhud menyebutkan bahwa Nadhlatul Ulama didirikan oleh para kyai-kyai di pesantren sebelum Indonesia merdeka.
“Para ulama terdahulu memimpikan untuk bisa mendirikan negara, yang ketika itu belum ada negara, kemudian lahirnya Indonesia, dan peran para ulama atau para Nadhiyin disini begitu besar dan penting,” katanya.
Marsyudi juga meminta pengurus NU terus aktif berdakwah ditengah masyarakat dan menyebarkan pesan-pesan moral dalam rangka menjaga dan mengawal bangsa ini dengan baik sesuai titah ulama dan agama.
Sementara, Ketua Syuriyah NU, Tgk H Nuruzzahri Yahya (Waled Nu) berpesan agar para kader dapat mengembangkan diri dan menjaga identitas dan agama dengan baik.
“NU adalah lembaga yang besar di Indonesia ini, peran kita dan sinergi sangat dibutuhkan oleh masyarakat, dan tetap menjaga ketertiban dan kenyamanan beragama di tengah masyarakat,” jelas Waled NU.
Senada dengan hal itu, Ketua PWNU Aceh, Tgk H Faisal Ali mengajak kader NU untuk membagun ukhwah dan kebersamaan, guna membnagun agama dan negara tercinta.
“Tanfiziyah pasti harus menjalankan amanah dari Syuriyah, dan komitmen itu tetap kami jaga dalam pelaksanaan tugas di NU, baik dengan suka maupun duka untuk mewujudkan visi misi lembaga,” ungkap Lem Faisal.
Konferwil XIV ini digelar dilaksanakan 25-27 Desember 2020, diikuti oleh masing-masing 3 orang peserta dari 23 Pengurus Cabang NU di Kabupaten/Kota di Aceh, kata Ketua Panitia Konferwil PWNU Aceh, Tgk. Dr. Iskandar Zulkarnen.
Konferwil PWNU Aceh merupakan ajang pergantian masa kepengurusan NU Aceh 2014-2020. Selain pemilihan Ketua PWNU Aceh dan penyusunan program kerja, juga akan ada sosialisasi penanganan Covid-19 di Dayah juga akan diisi dengan pembahasan Bahtsul Masail tentang Status hukum Game Online.
Kegiatan digelar dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, bertema “Membangun Komitmen Nahdlatul Ulama Aceh untuk Penanggulangan Covid-19.”
Usai pembukaan, juga langsung digelar samadiyah atau doa untuk para korban Tsunami Aceh dan keluarga besar Nahdliyin yang telah meninggal dunia.