Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh Jamaluddin menegaskan wisatawan lokal selama ini menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi wisata di Aceh selama pandemi COVID-19.
“Jadi, selama ini sektor wisata di Aceh hanya mengandalkan kunjungan wisatawan lokal saja untuk menghidupkan pundi-pundi ekonomi masyarakat,”kata Jamaluddin di Meulaboh, Kamis.
Menurutnya, selama pandemi melanda Tanah Air dan secara global di tahun 2020, telah menyebabkan sektor wisata di Aceh terdampak dan terpuruk, karena menurunnya jumlah kunjungan wisatawan.
Namun, karena adanya kunjungan wisatawan lokal dan sebagian dari domestik, sehingga pelaku usaha wisata di Aceh dapat bertahan ditengah masa sulit pandemi COVID-19.
“Meski dikunjungi wisatawan lokal dan domestik, penerapan protokol kesehatan tetap diutamakan. Sehingga para pengunjung lebih nyaman berada di lokasi wisata,” kata Jamaluddin menambahkan.
Sebagai upaya untuk terus menumbuhkan kunjungan wisata ke Aceh, kata Jamaluddin, pihaknya kini terus berupaya melakukan pembinaan kepada pelaku usaha lokal dengan memberikan berbagai motivasi dan program, sehingga diharapkan pelaku usaha dapat terus menjalankan usahanya tanpa harus gulung tikar.
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat sebanyak 10.402 wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Aceh sejak Januari hingga Oktober 2020, atau mengalami penurunan 56,77 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
“Tidak ada wisatawan mancanegara yang masuk ke Aceh pada Oktober 2020, atau mengalami penurunan 100 persen dibandingkan Oktober 2019,” kata Kepala BPS Aceh Ihsanurijal di Banda Aceh, Selasa lalu.
Dia melanjutkan pada Oktober 2019 warga asing yang berwisata ke Aceh sebanyak 2.563 orang. Kemudian pada periode Januari-Oktober 2019 tercatat sebanyak 24.062 orang wisman yang berkunjung ke daerah Tanah Rencong.
Selanjutnya pada 2020, lanjut dia, kunjungan wisman ke Aceh terjadi pada Januari sebanyak 3.982 orang, Februari 4.030 orang, Maret 2.389 orang dan April satu wisman. Sedangkan mulai Mei hingga Oktober tidak ada warga asing yang berkunjung ke Aceh.
“Selama pembatasan penerbangan dan pelayaran luar negeri, maka jumlah kedatangan wisman pada bulan Oktober pun menjadi tidak ada,” katanya.
Sepanjang tahun, lanjut dia, warga asing yang paling banyak berwisata ke Aceh berasal dari negara ASEAN yakni mencapai 8.936 orang, Eropa 689 orang, Asia tanpa ASEAN 457 orang, Amerika Serikat 142 orang, Oseania 123 orang, Timur Tengah 34 orang dan Afrika 21 orang, sehingga totolnya 10.402 orang.
Wabah COVID-19 dinilai menjadi penyebab penurunan kunjungan wisatawan asing ke daerah Tanah Rencong. Kasus perdana positif virus corona di provinsi paling barat Indonesia itu terdeteksi pada akhir Maret 2020. Antara
#satgascovid19#ingatpesanibu#ingatpesanibupakaimasker#ingatpesanibujagajarak#ingatpesanibucucitangan#pakaimasker#jagajarak#jagajarakhindarikerumunan#cucitangan*#cucitangandengansabun