Bangun Jembatan Kesetia Kawanan Aceh-Papua, Kemenag Gelar Dialog dengan Tokoh Agama di Aceh

Dalam rangka membangun jembatan kesetia kawanan Aceh-Papua, Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar kegiatan dialog kerukunan umat beragama “Kita Cinta Aceh” bersama tokoh agama dan tokoh dat Aceh di Ballroom Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Minggu, 13 Desember 2020.

Kegiatan ini diikuti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh, tokoh agama, tokoh masyarakat, Kakankemenag kabupaten/kota di Aceh, serta para Kakanwil Kemenag Kemenag Papua, Papua Barat, dan Maluku. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-Haytar.

Fachrul Razi saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, jembatan kesetia kawanan antara Aceh dan Papua harus terjalin agar setiap daerah dapat sejajar dengan daerah lainnya di Indonesia dari segi pembangunan dan bidang lainnya.

“Saya senang FKUB dan tokoh Aceh terpanggil untuk membangun jembatan kesetia kawanan antara Aceh-Papua dalam rangka memajukan pembangunan di Papua dan Papua Barat yang agak sedikit tertinggal untuk sejajar dengan daerah lain di Indonesia,” ujarnya.

Ia mengatakan, Aceh sebagai daerah yang menghargai perbedaan harus mampu menyebarkan nilai tersebut untuk daerah lain di Indonesia.

“Untuk Aceh masalah kerukunan sudah  selesai, tapi harus pada tingkat menyebarkan ke luar. Waktu saya kecil tidak ada pergesekan umat beragama,” katanya.

Ia mengatakan, kerukunan umat beragama bisa tercipta jika antar umat beragama memiliki rasa saling menghargai antar umat beragama.

“Semua pemeluk agama berhak dan seharusnya berpandangan bahwa  agamanya adalah agama yang paling baik, namun sebaliknya setiap pemeluk agama juga harus menghargai hak pemeluk agama yang lain yang mereka juga memiliki pandangan yang sama bahwa agama yang mereka anut adalah yang paling baik dan benar,” ujarnya.

Sementara itu Kakanwil Kemenag Aceh, Dr H Iqbal SAg MAg mengatakan, kerukunan di Bumi Serambi Mekkah sangat kondusif dan berjalan sangat baik.

“Jalinan kerukunan antar umat beragama di Aceh, sama sekali tidak terganggu. Kerukunan selalu berjalan sangat baik, juga toleransi sesama umat beragama. Juga di masa konflik, kerukunan antar umat beragama sangat terjaga,” kata Iqbal.

Jika ada isu mengenai adanya pergesekan antar umat beragama di Aceh, kata Iqbal, hal itu hanya riak kecil yang bisa diselesaikan lewat dialog dan musyawarah.

“Pergesekan internal umat beragama barangkali ada. Dan ini tak ada masalah, cukup didialogkan sehingga kerukunan umat di Aceh berjalan baik. Ke depan kerukunan di Aceh, Insya Allah terus berjalan baik,” kata Iqbal.

“Infomasi yang miring yang berupa percikan kecil yang mengusik kerukunan, biasa hanya besar dalam pemberitaan di media. Namun di lapangan biasa tidak sebesar yang diberitakan,” ujarnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads