PKUB dan Kemenag Aceh Bahas Kerukunan dari Sabang Hingga Meurauke

Jakarta – Kemenag terus berupaya mempererat kerukunan anak bangsa dari Sabang hingga Merauke. Salah satunya, membangun jembatan kesetiakawanan Aceh – Papua.

Sehubungan itu, Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama akan menggelar pertemuan tokoh Papua dan Aceh di Serambi Makkah. Pertemuan di Aceh ini akan melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), tokoh agama dan tokoh adat Provinsi Aceh, Papua, Papua Barat, dan Maluku. Pertemuan dijadwalkan berlangsung 12-14 Desember 2020 di Banda Aceh.

Sebagai persiapan, PKUB menggelar rapat dengan pejabat eselon I dan II terkait, di Jakarta, Jum’at (04/12). Pertemuan dipimpin Kepala PKUB, Nifasri. Hadir, Staf Khusus Menteri Agama, Jul Efendi Syarief, Sekretaris Dirjen Katolik Aloma Sarumaha, Kabag Umum Dirjen Pendis, Kakanwil Kemenag Aceh serta Kasubag Ortala dan KUB Kanwil Kemenag Aceh.

“Kita memiliki beragam suku bangsa, adat istiadat, bahasa dan agama. Ini adalah kekayaan dan khasanah bangsa yang mesti dilestarikan dengan baik dan menjadi tugas kita bersama untuk komitmen merawatnya,” kata Nifasri.

“Kementerian Agama punya tugas membawa kesejukan dan kedamaian hingga pelosok negeri,” lanjutnya.

Nifasri berharap, pertemuan di Serambi Makkah yang mengusung tema “Kita Cinta Aceh” dapat berjalan dengan baik dan penuh makna.

Stafsus Jul Efendi Syarif mengajak para pihak yang telibat dalam program “Kita Cinta Aceh” yang terdiri dari berbagai pejabat dan tokoh lintas agama untuk mempersiapkan dengan maksimal, sehingga capaian outputnya terlaksana dan dapat dirasakan manfaatnya di tengah keberagaman umat.

“Jadikan momen pertemuan kita, mempererat silaturrahmi dan mengokokohkan persaudaraan lintas agama,” kata Jul Efendi Syarief.

Kakanwil Kemenag Aceh, Iqbal berterimakasih kepada PKUB pusat yang akan melaksanakan kegiatan di Aceh pada pertengahan Desember 2020.

“Kami merasa bersyukur, Aceh menjadi titik pacu mewujudkan kerukunan di Indonesia. Sebelumnya kita telah sama-sama hadir di Papua. Untuk pengaturan dan pemberdayaan umat beragama, seluruh komponen masyarakat Indonesia harus bersama-sama saling memelihara serta menjaga kerukunan, tidak terkecuali Aceh,” ucap Iqbal.

Iqbal menyatakan, moderasi beragama yang dijadikan sebagai program nasional, bersumbu pada kerukunan. Oleh karena itu, semoga dimulai dari nol kilometer Indonesia, menjadikan Indonesia nol konflik.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads