Feature : Iqbal Saputra
Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyampaikan rasa syukurnya karena pada Minggu, 25 Oktober 2020 lalu tidak ada penambahan kasus positif Covid-19 di Banda Aceh.
“Alhamdulillah, tak ada penambahan pasien covid-19. Kita harap esok dan seterusnya, grafik terus menunjukkan penurunan,” sambung Aminullah.
Aminullah pun mengklaim bahwa hal tersebut didasari dari upaya Pemerintah Kota dan jajaran dalam melakukan razia protokol kesehatan secara masif di tempat-tempat publik hingga sampai perbatasan kota.
Namun demikian apakah benar Banda Aceh khususnya dan Aceh pada umumnya telah mengalami penurunan angka positif covid-19?
Juru Bicara Satgas Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani justru menyampaikan data sebaliknya. Kata pria yang akrab disapa SAG itu, memasuki hari libur dan cuti bersama mulai akhir Oktober ini, Aceh menjadi zona oranye Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dengan risiko sedang penularan dan peningkatan kasus Covid-19. Bahkan kata dia, sejumlah daerah di Aceh seperti kabupaten seperti Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen, dan Kabupaten Aceh Utara, merupakan zona merah.
Peta Zonasi Risiko ini dibuat Satgas Covid-19 Nasional berdasarkan data surveilans dan data pemeriksaan laboratorium dari Kementerian Kesehatan, serta data rumah sakit online per 25 Oktober 2020.
SAG menjelaskan, kondisi pandemi Covid-19 di Pidie Jaya sempat terkoreksi dari zona merah menjadi zona kuning, tapi kini kembali menjadi zona merah. Sedangkan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Aceh Utara masih tetap zona merah, seperti minggu sebelumnya.
Sementara itu, Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Langsa, Kota Subulussalam, Kabupaten Aceh Timur, dan Kabupaten Bener Meriah, kondisinya menjadi lebih baik, minggu lalu zona merah kini menjadi zona oranye.
SAG merinci Peta Zona Risiko selengkapnya. Zona merah meliputi Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, dan Kabupaten Aceh Utara. Sedangkan 20 kabupaten dan kota lainnya di Aceh merupakan zona oranye.
Ini artinya sudah tidak ada lagi kabupaten dan kota di Aceh yang berada pada zona Hijau maupun kuning, semuanya berada pada zona Merah dan oranye, termasuk kota Banda Aceh yang sedang gencar-gencarnya berupaya kembali ke zona hijau, ternyata malah kembali ke zona Oranye.
“Kabupaten dan kota di Aceh saat ini merupakan zona merah dan oranye, bukan lagi zona hijau dan kuning,” kata SAG.
Oleh karenanya masyarakat yang tinggal di kedua zona risiko sedang dan tinggi ini hendaknya benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara sangat ketat untuk memperkecil risiko tertular dan menularkan virus corona. Strategi 3 M, yakni menjaga jarak dan tidak berkerumun, memakai masker, dan mencuci tangan sesering, perilaku aman yang wajib di laksanakan.
Ditempat terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memaparkan bahwa peta zonasi risiko pada pekan ini, menunjukkan perkembangan siginifikan pada zona merah atau risiko tinggi. Zona merah sebaran daerahnya turun dari 32 menjadi 20.
Namun ternyata pada zona oranye atau risiko sedang meningkat dari 344 menjadi 360 atau 70% dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia saat ini berada di zona oranye.
“Ini adalah bukti bahwa banyak daerah yang terlena karena tidak masuk pada zona merah. Ingat, zona oranye juga masih berbahaya dan berisiko terjadi peningkatan penularan. Jika tidak waspada dan terus lengah, maka kabupaten/kota di zona oranye sewaktu-waktu dapat berpindah ke zona merah,” ucap Wiku.
Pada pekan ini juga terjadi perubahan pada zona hijau. Terjadi penurunan drastis jumlah daerah pada zona hijau atau tidak ada kasus baru, dari 12 menjadi 7. Dan pada zona hijau tidak terdampak menurun dari 13 menjadi 12 kabupaten/kota. Yang perlu menjadi perhatian katanya, terdapat 4 kabupaten/kota yang sebelumnya tidak ada kasus baru kini masuk zona oranye.
satgascovid19#ingatpesanibu#ingatpesanibupakaimasker#ingatpesanibujagajarak#ingatpesanibucucitangan#pakaimasker#jagajarak#jagajarakhindarikerumunan#cucitangan*#cucitangandengansabun