Banda Aceh – Kesuksesan Gencar akan sangat berpengaruh pada penurunan angka pasien positif covid-19 di Aceh. Karenanya para tenaga kesehatan diminta untuk memahami pedoman penanganan covid yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah, pada acara pembekalan Gerakan Nakes Aceh Cegah Covid-19 atau diaingkat Gencar angkatan 4, kepada Kepala Dinas Kesehatan Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Tenggara, Aceh Barat Daya, Singkil dan Simeulue, via konferensi video di Ruang Rapat Sekda Aceh, Selasa (27/10/2020).
“Kami mengimbau seluruh nakes Aceh agar memiliki dan terus mempelajari buku pedoman penanganan Covid-19 revisi kelima yang bersampul merah dari Kemenkes RI. Dengan demikian, ada pemahaman yang sama terkait penanganan pasien,” ujar Sekda.
Dalam sambutannya, Sekda kembali mengajak nakes Aceh untuk terus bersatu padu dan menjaga kekompakan dalam mensukseskan Gencar Covid-19, karena gerakan ini merupakan salah satu bentuk ikhtiar memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Bumi Serambi Mekah.
“Mari satukan tekad, ini adalah bentuk lain dari ikhtiar kita memutus penyebaran Covid-19. Tetap saling menguatkan dan tidak saling menyalahkan demi mensukseskan Gencar. Terus pelajari pedoman penanganan. Setiap daerah tentu menemui masalah yang berbeda. Oleh karena itu, saling berbagi pengalaman tentu sangat penting.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda juga mengimbau Bupati/Wali Kota agar benar-benar mengaktifkan Satgas Covid-19. Sekda juga menegaskan, bahwa seluruh upaya yang dilakukan pemerintah adalah untuk menekan penyebaran Covid-19. Untuk itu, seluruh nakes diimbau untuk tetap fokus dan memaklumi setiap nada sumbang yang muncul.
“Apapun yang kita lakukan adalah untuk kebaikan, jika ada yang protes dimaklumi saja. Fokus kita tidak boleh berubah. Sekali lagi, tetap semangat, tetap fokus,” kata Taqwallah.
Liason Officer BNPB Mayjen TNI (Purn) Abdul Hafil Fuddin, yang turut hadir dalam kegiatan ini, mengapresiasi Gencar Covid-19 yang diluncurkan Pemerintah Aceh. Mantan Pangdam Iskandar Muda itu meyakini, besarnya persentase nakes yang terlibat dalam Gencar, jika dibandingkan dengan jumlah pasien, akan memberi dampak sifnifikan bagi upaya memutus maya rantai penyebaran Covid-19.
“Apa yang dilakukan pemerintah Aceh sudah sangat baik. Saya juga mengapresiasi aparatur Pemerintah Aceh yang terlibat dalam upaya pencegahan Covid-19 karena meski tidak ada bayaran, semua tetap berpartisipasi. Rakyat menunggu kerja-kerja kita, kami berharap semua dapat mengikuti kegiatan ini dengan serius dan mengaplikasikan hasil yang didapat. Jika bekerja dengan hati, Insya Allah pandemi ini mampu kita cegah karena persentase Nakes lebih besar dari jumlah pasien, selamat bekerja untuk kita semua,” ujar LO BNPB itu.
Sementara itu, DR Syahrul yang menjadi pemateri dalam pembekalan Gencar Covid-19 ini, kembali menegaskan pentingnya pemahaman bersama dari para nakes Aceh, agar upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 berjalan sukses.
“Tujuan utama Gencar adalah memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Aceh. Oleh karena itu, butuh kesamaan pemahaman dari para nakes. Dengan demikian, masyarakat di seluruh Aceh memiliki pengetahuan yang sama dan turut berperan aktif dalam upaya pencegahan Covid-19,” ujar mantan Dirut RSUDZA itu.
DR Syahrul mencontohkan, keberhasilan Pakistan dalam menekan penyebaran Covid-19 adalah karena peran serta masyarakat.
“Perlu upaya masif dan menyeluruh. Pedoman penanganan covid sudah direvisi 5 kali. Revisi ini dilakukan karena perkembangan Covid-19 juga berubah seiring waktu. Ada metode-metode baru yang diformulasikan oleh para pengambil kebijakan dalam penanganan pencegahan virus ini. Pemahaman yang baik dari para nakes tentu akan mempermudah masyarakat untuk lebih tahu dan mau secara ikhlas dan sukarela terlibat dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan Covid-19,” sambung DR Syahrul.
DR Syahrul menjelaskan, bahwa virus corona sangat menular. Dengan ukurannya yang hanya sebesar 0,1 mikron, maka dari 1 orang virus ini mampu menginveksi 30 orang dalam waktu singkat.
“Penularan virus ini sangat cepat. Hanya dalam waktu 4 bulan, Badan Kesehatan Dunia WHO telah menetapkan virus ini sebagai pandemi global,” imbuh DR Syahrul.
Sebagaimana diketahui, sejak ditemukan pertama kali di penghujung Desember 2019, WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi glibal di hulan Maret. Di Aceh, kasus Covid pertama ditemukan pada bulan Maret, 5 orang dinyatakan positif Covid. Hanya dalam tempo 7 bulan, jumlahnya telah mencapai 7 ribu kasus lebih.
“Dengan program Gencar yang melibatkan ribuan nakes se-Aceh, kita harus optimis, penyebaran virus ini mampu kita tekan. Ingat, setelah semua usaha dan ikhtiar kita lakukan, maka hal penting lain yang harus kita lakukan adalah mengingat Allah, memohon pada Allah agar Allah menunjukkan jalan bagi kita untuk menemukan penawar virus ini,” pungkas DR Syahrul.
Sementara itu, Dr Fatah, selaku pemateri kedua menyampaikan teknis administrasi pelaporan terkait penanganan Covid-19.
satgascovid19#ingatpesanibu#ingatpesanibupakaimasker#ingatpesanibujagajarak#ingatpesanibucucitangan#pakaimasker#jagajarak#jagajarakhindarikerumunan#cucitangan*#cucitangandengansabun