Peristiwa G30S/PKI, Profil Pahlawan Revolusi yang Diculik dan Dibunuh

G30S/PKI yang terjadi pada 30 September 1965 masih menjadi salah satu peristiwa terbesar yang terjadi di Indonesia. Saat itu Komandan Batalyon I Resimen Tjakrabirawa Letkol (Inf) Untung Samsuri memerintahkan pasukan dari Resimen Tjakrabirawa untuk menculik sejumlah jenderal petinggi Angkatan Darat yang kemudian dikenal sebagai pahlawan revolusi.

Peristiwa ini sekaligus menjadi titik awal jatuhnya kekuasaan Presiden Soekarno dan kemudian digantikan oleh Jenderal Soeharto. Selanjutnya, Partai Komunis Indonesia (PKI) kemudian dituduh menjadi dalang tragedi tersebut.

Jatuhnya Presiden Soeharto pada 1998 membuat versi lain dalang peristiwa berdarah ini yang sebelumnya tabu dibicarakan kemudian mengemuka ke publik. Dalang yang disebut antara lain konflik internal Angkatan Darat, Soekarno, Soeharto, dan unsur asing terutama Dinas Intelijen Amerika Serikat atau CIA.

Para korban dari petinggi militer yang kemudian dikenal sebagai Pahlawan Revolusi hingga kini terus dikenang masyarakat Indonesia. Jasad mereka ditemukan di sebuah sumur tua di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Profil para Pahlawan Revolusi bisa ditemukan di berbagai buku sejarah, salah satunya dalam Ensiklopedi Pahlawan Nasional yang diterbitkan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud. Buku yang ditulis Julinar Said dan Triana Wulandari ini bisa didownload di link repositori Kemendikbud.

Berikut profil Pahlawan Revolusi yang menjadi korban tragedi G30S/PKI:


1. Jenderal Anumerta Ahmad Yani

Lahir: Jenar, Purworejo, 19 Juni 1922

Meninggal: Diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

Profil:

– Siswa istimewa saat mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan PETA di Bogor hingga mendapat pedang samurai

– Komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Purwokerto

– Ikut dalam operasi penumpasan PKI Muso di Madiun pada 1948

– Menjadi Komandan Wehrkreise II daerah Kedu, Jawa Tengah, pada Agresi Militer II di 1948

– Membentuk pasukan istimewa Banteng Raiders saat operasi penumpasan DI/TII di Jawa Tengah

– Pernah tugas belajar di Command and General Staff College, Amerika Serikat.

– Komandan Komando Operasi 17 Agustus di Padang, Sumatera Barat, untuk menumpas pemberontakan PRRI

– Menjadi Kepala Staf Angkatan Darat atau KSAD pada 1962

– Salah satu Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

2. Letjen Anumerta Suprapto

Lahir: Purwokerto, 20 Juni 1920

Meninggal: Diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

Profil:

– Mengikuti Akademi Militer Kerajaan di Bandung, namun terputus saat Jepang mendarat

– Mengikuti latihan untuk pemuda yang disediakan Jepang, kursus pada Pusat Latihan Pemuda, dan bekerja pada Kantor Pendidikan Masyarakat

– Aktif dalam usaha merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap, Jawa Tengah, di awal kemerdekaan Indonesia

– Masuk TKR dan menjadi ajudan Panglima Besar Sudirman

– Kepala Staf Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang, Jawa Tengah

– Staf Angkatan Darat di Jakarta

– Deputi Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatera di Medan, Sumatera Utara

– Deputi 11 Menteri/Panglima Angkatan Darat, Jakarta

– Menentang rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima

– Salah satu Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

3. Letjen Anumerta S Parman

Lahir: Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918

Meninggal: Diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

Profil:

– Bekerja pada Jawatan Kenpeitai semasa pendudukan Jepang

– Pernah dicurigai dan ditangkap Jepang, namun justru dikirim untuk belajar ilmu intelijen pada Kenpei Kasya Butai

– Masuk TKR setelah kemerdekaan Indonesia dan menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara di Yogyakarta

– Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya pada Desember 1949

– Pernah tugas belajar di Military Police School di Amerika Serikat tahun 1951

– Bertugas di Kementerian Pertahanan

– Atase militer RI di London, Inggris, pada tahun 1959

– Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat dengan pangkat Mayor Jenderal pada 1964

– Banyak mengetahui usaha pemberontakan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima

– Salah satu Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

4. Letjen Anumerta MT Haryono

Lahir: Surabaya, 20 Januari 1924

Meninggal: Diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

Profil:

– Mengikuti sekolah kedokteran Ika Dai Gaku pada masa pendudukan Jepang di Jakarta

– Masuk TKR setelah Indonesia merdeka dengan pangkat Mayor

– Pandai bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman sehingga ikut dalam perundingan Indonesia dengan Belanda atau Inggris

– Sekretaris delegasi RI dan Sekretaris Dewan Pertahanan Negara

– Wakil Tetap pada Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata

– Sekretaris Delegasi Militer Indonesia pada Konferensi Meja Bundar KMB di tahun 1949

– Atase Militer RI untuk Negeri Belanda pada 1950

– Direktur Intendans dan Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat pada 1964

– Salah satu Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

5. Mayjen Anumerta DI Panjaitan

Lahir: Balige, Tapanuli, 9 Juni 1925 dengan nama lengkap Donald Ignatius Panjaitan

Meninggal: Diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

Profil:

– Mengikuti pendidikan militer Gyugun di masa pendudukan Jepang, lalu ditempatkan di Pekanbaru, Riau, hingga Indonesia merdeka

– Membentuk TKR dan diangkat sebagai Komandan Batalyon

– Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada 1948

– Kepala Staf Umum IV Komandan Tentara Sumatera

– Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada Agresi Militer Belanda II tahun 1948

– Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium I Bukit Barisan di Medan, Sumatera Utara

– Kepala Staf Tentara dan Teritorium II Sriwijaya

– Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat

– Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat dan mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat

– Salah satu Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

6. Brigjen Anumerta Katamso

Lahir: Sragen, Jawa Tengah, 5 Februari 1923

Meninggal: Diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

Profil:

– Mengikuti pendidikan PETA di Bogor dan diangkat menjadi Shodanco Peta di Solo

– Masuk TKR setelah Indonesia merdeka dan menjadi Komandan Kompi di Klaten, lau bertugas sebagai Komandan Kompi Batalyon 28 Divisi IV

– Beberapa kali terlibat pada pertempuran dengan Belanda selama Agresi Militer Belanda II

– Berhasil menumpas pemberontakan dalam tubuh Batalyon 426 di Jawa Tengah tahun 1951.

– menumpas pemberontakan PRRl sebagai Komandan Batalyon “A” Komando Operasi 17 Agustus di Sumatera Barat

– Kepala Staf Resimen Tim Pertempuran (RTP) II Diponegoro di Bukittinggi.

– Sedang menjabat sebagai Komandan Resort Militer (Korem 072 Komando Daerah Militer VII Diponegoro di Yogyakarta) saat menjadi korban G30S/PKI

– Jasadnya ditemukan pada 22 Oktober 1965 dan dimakamkan di TMP Semaki, Yogyakarta.

– Salah satu Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

7. Mayjen Anumerta Sutoyo Siswomiharjo

Lahir: Kebumen, Jawa Tengah, 28 Agustus 1922

Meninggal: Diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

Profil

– Mendapat pendidikan pada Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta kemudian menjadi pegawai negeri pada Kantor Kabupaten di
Purworejo pada masa pendudukan Jepang

– Masuk TKR bagian Kepolisian dan menjadi anggota Corps Polisi Militer

– Ajudan Kolonel Gatot Subroto, lalu menjadi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.

– Kepala CPM Yogyakarta, lalu Komandan CPM Detasemen III Surakarta

– Kepala Staf Markas Besar Polisi Militer 1954

– Asisten Atase Militer RI untuk lnggris pada 1956

– Mengikuti kursus C Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Bandung

– Pejabat Sementara Inspektur Kehakiman Angkatan Darat

– Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat pada 1961

– Tidak setuju dengan rencana PKI membentuk Angkatan Kelima

– Salah satu Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

8. Kapten Anumerta Piere Tendean

Lahir: Jakarta, 21 Februari 1939

Meninggal: Diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

Profil

– Mengikuti pendidikan di Akademi Militer Jurusan Teknik tahun 1962

– Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan

– Ikut bertugas menyusup ke Malaysia ketika sedang berkonfrontasi

– Ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution pada 1965

– Dikenal memiliki sifat rendah hati, suka bergaul, dan suka menolong sehingga punya banyak teman dan disenangi guru, instruktur, serta pimpinan sekolah

– Salah satu Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor III/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

9. AIP II Karel Satsuit Tubun

Lahir: Tual, Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928

Meninggal: Diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

Profil:

– Lulus Sekolah Polisi Negara di Ambon lalu diangkat sebagai Agen Polisi Tingkat II

– Bertugas dalam kesatuan Brigade Mobil (Brimob) di Ambon

– Ditempatkan pada kesatuan Brimob Dinas Kepolisian Negara di Jakarta

– Dipindahkan ke Medan, Sumatera Utara, pada 1955 dan Sulawesi pada 1958

– Sempat bertugas di Sumatera Barat selama 6 bulan saat terjadi pemberontakan PRRI pada 1958, lalu pindah ke Dabo, Riau.

– Sedang mengawal rumah Dr J Leimena yang berdampingan dengan kediaman Jenderal AH Nasution. KS Tubun melawan dan terjadi pergulatan sebelum tewas.

– Salah satu Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor II4/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 5 Oktober 1965.

10. Kolonel Anumerta Sugiyono

Lahir: Desa Gedaran, Gunung Kidul, Yogyakarta 12 Agustus 1926

Meninggal: Meninggal: Diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dinihari

Profil:

– Mendapat pendidikan PETA dan menjadi Budancho di Wonosan, Jawa Tengah, selama pendudukan Jepang

– Ajudan Komandan Brigade 10 di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soeharto pada 1947

– Ikut serta dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta

– Ikut dalam penumpasan pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan pada 1950

– Kepala Staf Komando Resort Militer (Korem) 072

– Komando Daerah Militer (Kodarn) VII Diponegoro di Yogyakarta pada 1965.

– Baru saja kembali dari Pekalongan, Jawa Tengah, saat ditangkap di Markas Korem 072 yang telah dikuasai PKI dan dibunuh di Kentungan, Yogyakarta.

– Jasadnya ditemukan pada 22 Oktober 1965 dan dimakamkan di TMP Semaki, Yogyakarta.

– Salah satu Pahlawan Revolusi berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI nomor II8/Koti/Tahun 1965 pada tanggal 19 Oktober 1965.

detik.com

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads