Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh Teuku Irwan Djohan menilai belum saatnya siswa di Aceh untuk kembali menerapkan aktivitas belajar mengajar secara bertatap muka di sekolah, mengingat kasus COVID-19 terus terjadi peningkatan.
“Selaku bagian dari Pemerintahan Aceh di DPR Aceh, Komisi VI yang membidangi pendidikan juga, sampai saat ini saya belum merekomendasikan untuk kembali mengaktifkan kegiatan sekolah bagi anak-anak,” kata Irwan, di Kota Banda Aceh, Rabu.
Menurut Irwan, semua pelajar baik dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menegah atas (SMA), memang masih harus tetap belajar dari rumah dibawah pengawasan orang tua.
Terlepas, lanjut Irwan, banyak laporan bahwa orang tua yang mengeluh, bahkan mulai bosan untuk mengajarkan mata pelajaran dari sekolah, menggantikan tugas guru untuk mengajar di rumah karena pandemi COVID-19.
“Saya kira ini resiko yang harus diambil setiap keluarga, setiap kita semua, daripada resiko yang lebih berat, lebih buruk, melakukan kegiatan keramaian di sekolah, walaupun ada protokol kesehatan dengan pagar, dengan jarak, dan sebagainya,” ujar Irwan.
Dia mengatakan, memang dalam menjalankan pemerintahan, kehidupan, baik dalam ruang lingkup keluarga atau pemerintah di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga desa, membutuhkan skala prioritasnya.
Namun saat ini, menurut Irwan, apapun ceritanya bahwa COVID-19 tersebut nyata adanya, meskipun sebagian orang masih ada yang menganggap COVID-19 hanya sebuah konspirasi atau penilaian lain sebagainya.
“Saya kira COVID-19 ini nyata. COVID-19 yang kita hadapi ini suatu fakta atau realita yang harus kita lawan secara bersama,” katanya.
Untuk sejauh ini belum ada tanda-tanda COVID-19 akan berakhir. Bahkan di Aceh sudah semakin dahsyat, terus meningkat kasus, dan mengkhawatirkan. Saya kira wacana untuk sekolah normal kembali atau seminggu hanya dua kali sekolah itu kita pending dulu, kata Irwan lagi.
Disamping itu, sebut Irwan, Pemerintah Aceh juga dapat mengalokasikan anggaran untuk subsidi kuota internet bagi orang tua, demi kelancaran proses belajar mengajar secara daring.
“Saya kira kalau pemerintah mau untuk subsidi itu dana kita cukup, bisa dialokasikan untuk itu, dan itu lebih manfaat dari pada kegiatan yang selama ini yang dianggarkan oleh Pemerintah Aceh itu tidak menyentuh langsung persoalan menangani COVID-19 ini,” katanya. Antara