Corona Melonjak, IDI Minta Pemprov Aceh Siapkan Tenaga Medis Cadangan

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh menyiapkan tenaga medis cadangan untuk membantu pusat perawatan pasien COVID-19. Selain itu, Pemprov harus membuka rumah sakit darurat untuk menjamin isolasi pasien Corona.

Ketua IDI Aceh dr Safrizal Rahman awalnya berbicara jumlah tenaga medis yang terpapar virus Corona di Aceh sudah lebih dari 200 orang dan satu di antaranya meninggal dunia. Kondisi ini membuat semangat tenaga medis turun.

“Lebih dari 10 persen dari kasus positif di Aceh adalah tenaga medis, bahkan 1 di antaranya meninggal dunia pasca-merawat pasien. Kondisi tersebut jelas menurunkan semangat para tenaga medis pejuang COVID-19,” kata Safrizal dalam konferensi pers virtual, Rabu (9/9/2020).

IDI menyarankan Pemprov melakukan sejumlah langkah penanganan Corona di Tanah Rencong. Salah satunya perlu adanya penambahan tenaga medis.

“Pemerintah saat ini harus menyiapkan tenaga medis cadangan untuk membantu medis di pusat perawatan COVID-19 dalam upaya memberikan pelayanan maksimal ke pasien, sekaligus penambahan tenaga medis ini berdampak terhadap perlindungan tenaga medis,” jelas Safrizal.

Langkah lain yang perlu dilakukan, jelas Safrizal, pemerintah harus membuka pusat isolasi atau rumah sakit darurat. Tujuannya menjamin proses isolasi pasien tidak bergejala atau bergejala ringan dapat dilakukan sesuai standar demi memutus mata rantai penyebaran.

Selain itu, IDI meminta masyarakat Tanah Rencong membantu pemerintah dalam upaya mengendalikan wabah dengan mengikuti protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Masyarakat diminta jujur dan segera melakukan pemeriksaan diri bila bergejala.

“Mudahan langkah-langkah di atas bisa mengendalikan COVID-19 di Aceh,” ungkap Safrizal.

Menurutnya, perkembangan pandemi COVID-19 di Provinsi Aceh hari ke hari semakin mengkhawatirkan. Hingga hari ini, jumlah positif Corona di Aceh mencapai 2.151 orang.

“Peningkatan kasus lebih dari 2.000 dalam waktu kurang dari 2 bulan bukan hal yang wajar,” ujarnya. Detik

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads