Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Dahlan Djamaluddin didampingi sejumlah anggota DPR Aceh lainnya menemui peserta aksi Gerakan Rakyat Aceh Menggugat (Geram) yang berlangsung di halaman gedung DPR aceh, Kamis (03/09).
Dalam aksi yang dimulai dari depan Masjid Raya Baiuturrahman itu, Geram menggugat kinerja Pemerintah Aceh dan DPR Aceh.
Dahlan mengakui buruknya tata kelola pemerintah Aceh sehingga berbagai persoalan kemiskinan, pengangguran dan kesehatan berjalan lambat tidak sesuai target.
“Kami yang mewakili lima juta rakyat Aceh, akan bersama-sama dengan rakyat Aceh. Kami berjanji dan mengikrarkan diri akan berada bersama rakyat Aceh, untuk memperjuangkan aspirasi rakyat Aceh,” ujarnya.
Sementara itu Andi Lancok dalam orasinya menyebutkan kondisi Aceh 15 tahun pasca damai masih sangat memprihatinkan. Ia mengajak masyarakat dan menantang mahasiswa Aceh agar merapatkan barisan untuk menggugat kinerja pemerintah Aceh. Ia juga mengajak Partai politik lokal dan nasional di Aceh untuk berdiri bersama-sama rakyat Aceh. DPR Aceh diharapkan untuk tidak hanya duduk manis di gedung dewan.
“Kami menggugat kinerja Plt Gubernur Aceh yang berfoya-foy diatas penderitaan rakyat. Coba lihat pengadaan mobil 4,2 Milyar sementara rakyat di pedesaan tidak mendapatkan apa-apa, pengangguran dimana-mana,”ujarnya.
Orator lainnya Murtalamuddin menyebutkan ditengah wabah covid seperti ini, pemerintah Aceh baik eksekutif maupun legislatif malah sesat dalam berfikir. Ia mendorong pemerintah berfikir lurus, bahwa amanah yang diberikan oleh rakyat adalah untuk mensejahtrakan rakyat bukan hanya elit atau kalangannya saja.
“Ini Aceh mau dibawa kemana? Sementara tidak lama lagi dana otsus Aceh sudah habis. Kita tidak boleh terus membiarkan mereka menari-nari diatas penderitaan rakyat,” lanjutnya.
Sementar itu Nurzahri dalam orasinya menyebutkan, siapapun yang berkhianat terhadap tanah Aceh akan terhinakan, hanya tinggal waktu saja kata Nurzahri, Plt Gubernur Nova juga akan terhinakan akibat dari tingkah lakunya.
“Plt Gubernur Aceh sendiri saat ini sudah tidak berfikir lagi apa yang menjadi tugasnya. Hari ini kita lihat ekonomi Aceh hancur, tidak menjadi perhatian beliau, beliau asyik dengan moge nya, geng main batunya, dan cukong yang menghisap uang Aceh,” ujarnya.
Koordinator MPO Syakya Meirizal dalam orsinya juga menyebutkan selama pemerintahan Plt Nova banyak kebijakan tidak merakyat dan melukai hati rakyat Aceh.
Syakya juga mendesak DPR Aceh meningkatkan kinerjanya dan tidak terkesan tidak berdaya di depan eksekutif atau loyo.
“Plt gubernur Aceh untuk segera menghentikan praktik KKN, anti demokrasi dalam menjalanakan roda pemerintahan dan pembangunan di Ache. Dan DPRA agar menjalankan fungsinya dan tidak segan-segan menggunakan hak interpelasi dan hak angket dalam menjalankan fungsinya,” ujarnya.