Pemerintah Aceh melalui Baitul Mal menyalurkan bantuan alat kerja kepada 348 mustahik–orang yang berhak menerima zakat– di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Seremonial penyerahan bantuan tersebut dilakukan langsung oleh Wakil Ketua PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, di kantor Baitul Mal Aceh, Jumat 28/08/2020.
Atas nama pemerintah Aceh, Dyah berterimakasih kepada Baitul Mal yang telah membantu menyalurkan zakat tersebut kepada masyarakat yang bekerja di sektor industri rumah tangga. Apa yang dilakukan lembaga istimewa di Aceh tersebut kata dia adalah bagian dari membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan di Aceh.
“Harapannya ibu bapak semua yang hari ini menjadi mustahik dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain, sehingga pada waktunya bapak ibu semua bukan lagi menjadi mustahik tapi bisa menjadi pemberi zakat (muzakki) yang nanti bisa disalurkan lagi ke orang lain,” kata Dyah.
Baitul Mal, kata Dyah, jangan sebatas menyalurkan zakat. Jika bisa, harus membantu pengajaran manajemen usaha sehingga bantuan yang diberikan tidak sia-sia.
“Manajemennya juga dibantu. Bekerjasama lah dengan instansi pemerintah lain sehingga ada pihak yang ikut mensupport memberikan pendampingan usaha bagi para mustahik ini,” ujar Dyah.
Kepala Baitul Mal Aceh, Armiadi Musa, menyebutkan dalam tahun ini pihaknya menyalurkan sekitar 70 miliar zakat dengan puluhan program kerja yang di antaranya adalah bantuan dana pembelian alat-alat kerja bagi masyarakat miskin.
Dalam program ini, Baitul Mal menganggarkan dana Rp.2.696 miliar. Di antara sektor yang dibantu adalah industri rumah tangga, perdagangan, pertukangan, perbengkelan, kelautan dan perikanan, peternakan dan pertanian.
“Alhamdulillah bantuan ini sangat membantu memberdayakan ekonomi mereka. Harapannya ke depan penyalurannya bisa lebih baik,” kata Armiadi.
Para mustahik yang menerima bantuan, sebagiannya adalah pelaku industri rumah tangga. Dyah meminta agar mereka membantu pemerintah mengampanyekan Gerakan Bersama memakai masker atau Gebrak Masker.
Sebagai pihak yang banyak berhubungan langsung dengan ramai orang saat membuka usaha, Dyah meminta agar mereka ikut berperan dalam hal menasihati baik pelanggan maupun sanak famili untuk rutin memakai masker.
Penularan covid di Aceh yang kian tinggi harus dibendung dengan usaha bersama. Semua pihak minimal menjaga diri dan keluarganya dari penularan covid-19. Apalagi penyebaran virus ini terjadi lewat percikan. Jika tak memakai masker, dikhawatirkan terjadi percikan ludah saat berbicara.
“Satu-satunya cara mencegah adalah memakai masker. Mencegah diri kita dan orang lain dari penularan covid ini,” kata Dyah.
Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh, Rahmad Raden, mengatakan pihaknya sangat mendukung upaya-upaya pencegahan penularan virus ini. Sejak awal Maret, pihaknya langsung menginisiasi pembuatan tempat cuci tangan di depan kantor. Penerapan sembahyang pun dilakukan dengan mengatur shaf sedikit jarang.
Para tamu yang datang tanpa memakai masker akan diberikan masker. Semua kegiatan di Baitul Mal kata Rahmad dilakukan dengan prinsip kepatuhan protokol kesehatan covid.