Banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 20-100 sentimeter merendam sedikitnya 20 desa di Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, Selasa (28/7) sejak pukul 07.45 WIB.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Provinsi Aceh, banjir tersebut terjadi akibat luapan sungai setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sebagian besar wilayah Aceh Jaya sejak Senin (27/7).
Adapun 20 desa tersebut meliputi Desa Babah Dua, Desa Baro, Desa Lamteungoh, Desa Panton Krueng, Desa Ujong Rimba, Desa Paya Santet dan Desa Masen di Kecamatan Darul Hikmah.
Kemudian Desa Gunong Mantok, Desa Panton Krueng, Desa Alue Pande, Desa Gunong Buloh dan Desa Alue Abet di Kecamatan Panga.
Selanjutnya Desa Gampong Baroh, Desa Sapek, Desa Gle Subak, Desa Lhok Bot dan Desa Pante Kuyun di Kecamatan Setia Bakti.
Selain itu ada Desa Alue Tho dan Desa Curek di Kecamatan Krueng Sabee serta Desa Alue Gro di Kecamatan Sampoiniet.
Dari laporan sementara, sebanyak 553 KK/1.060 jiwa terdampak banjir tersebut dengan rincian 229 KK/448 jiwa di Kecamatan Darul Hikmah, kemudian 232 KK/336 jiwa di Kecamatan Krueng Sabee dan 92 KK/276 jiwa di Kecamatan Setia Bakti serta wilayah lain masih dalam pendataan.
Sementara itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Jaya masih melakukan kaji cepat, evakuasi warga dan berkoordinasi dengan instansi terkait.
Saat laporan diterima pada Selasa (28/7) pukul 12.15 WIB, banjir belum surut dan hujan masih mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Jaya.
Berdasarkan prakiraan dan peringatan dini cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya, hujan disertai kilat/petir dan angin kencang/puting beliung berpotensi terjadi di Aceh sejak Senin (27/7) hingga Selasa (28/7). Oleh sebab itu, diperlukan kewaspadaan terkait potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca tersebut.
“Perlu kewaspadaan potensi longsor di puncak dan banjir bandang di dataran rendah di hilir baik di bagian timur atau barat dari Pegunungan Bukit Barisan,” jelas Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Jakarta (27/7).
Selanjutnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga meminta agar pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar selalu berkoordinasi dan melakukan langkah-langkah upaya pencegahan, sehingga dampak buruk dari potensi ancaman bencana dapat diminimalisir.
Selain Aceh, wilayah lain yang harus waspada menurut BMKG adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.