Dengan menjadi salah satu Provinsi yang angka positif Covid-19 terendah di Indonesia, Aceh masih bisa bertahan dan berbuat lebih baik dalam segi pertumbuhan ekonomi.
“Capaian ini bisa memberikan kepercayaan diri kita bahwa meskipun dalam suasana pandemi,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT, saat membuka acara The Lightof Aceh in Jogja, di Malika Ballroom Sleman City Hall, Sleman Yogyakarta, Kamis 23 Juli 2020, secara virtual.
Nova menjelaskan, ekonomi dunia saat ini sedang mengalami resesi karena pandemi COVID-19 memberikan dampak bagi seluruh aspek kehidupan. “Virus ini mengakibatkan disrupsi ekonomi baik di sisi supply maupun demand,” katanya.
Ditambah lagi, katanya, aliran investasi global juga turun hingga 40 persen. Begitu juga dengan perdagangan internasional yang diperkirakan akan menyusut hingga 32 persen.
“Alhasil, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2020 diperkirakan akan mengalami kontraksi antara 4,9 hingga 5,2 persen,” jelas Nova.
Namun begitu, kata Nova, Aceh juga termasuk salah satu provinsi dengan angka positif COVID-19 rendah di Indonesia, dan mendapatkan apresiasi terkait penanganannya.
“Sehingga memberikan kepercayaan diri bagi kita, meskipun dalam suasana pandemi, Aceh masih bisa bertahan dan berbuat lebih baik,” ujarnya.
Hal itu terutama terletak pada sektor pariwisata Aceh yang harus bertransformasi dari mass tourism menjadi sustainable tourism (pariwisata Berkelanjutan). “Pariwisata berkelanjutan mengutamakan nilai tambah dan kualitas, baik kualitas layanan wisata juga kualitas lingkungan,” katanya.
Apalagi, katanya, pariwisata berkelanjutan, juga mempunyai banyak tematik dalam menampilkan kekayaan alam dan budaya Aceh yang beragam.
Nova juga mengatakan peningkatan pariwisata Aceh juga dapat dilakukan dengan fasilitas yang saat ini ada di Aceh. Hal itu dinilai bisa membantu meningkatkan pariwisata, karena beberapa kawasan wisata di Aceh masih relatif sepi.
“Bahkan, untuk kawasan wisata
berbasis keindahan alam, Pandemi COVID-19 memberikan kesempatan alam untuk memperbaiki atau meremajakan
dirinya secara alami,” kata dia.
Hal itu juga kata Nova, akan meningkatkan kesiapan dan daya saing kawasan wisata Aceh, ketika pandemi ini berakhir dan aliran wisatawan kembali menuju normal. “Karena dengan kejadian wabah ini, mengubah orientasi pengembangan pariwisata di Aceh,” sebutnya.
Untuk itu tambahnya, pariwisata Aceh harus bertransformasi dari mass tourism menjadi sustainable tourism (pariwisata
Berkelanjutan). “Pariwisata berkelanjutan mengutamakan nilai tambah dan kualitas, baik kualitas layanan wisata juga kualitas lingkungan,” katanya.
Apalagi, katanya, pariwisata berkelanjutan, juga mempunyai banyak tematik dalam menampilkan kekayaan alam dan budaya Aceh yang beragam.