Dinas Kesehatan Aceh menyatakan peningkatan kasus COVID-19 secara drastis dalam tiga pekan terakhir di Aceh akibat banyak masyarakat yang bepergian keluar daerah, dan tidak disiplin mengikuti protokol kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif, Kamis mengatakan akhir-akhir ini banyak warga yang kembali ke Tanah Rencong dari luar daerah, dan masyarakat di daerah pun juga begitu longgar dalam mengantisipasi COVID-19.
“Masuk dari luar daerah dan masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan,” kata Hanif, menjawab penyebab meningkat kasus COVID-19 secara drastis, di Kota Banda Aceh.
Sejak kasus perdana COVID-19 di provinsi paling barat Indonesia terdeteksi pada (23/3) lalu, hingga kini Aceh telah mencatat sebanyak 86 kasus warga positif terpapar virus corona.
Dengan rincian 31 orang telah dinyatakan sembuh, tiga orang meninggal dunia, dan selebihnya masih dalam penanganan tenaga medis di sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 di Aceh.
Salah satu rumah sakit yang paling banyak menangani pasien COVID-19 yaitu RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, yang mencapai 54 pasien, diantaranya 25 orang telah sembuh, tiga orang meninggal, dan 26 orang sedang dirawat.
Direktur RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dr Azharuddin meminta warga Tanah Rencong untuk terus mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19, mengingat kasus meningkat drastis dalam tiga pekan terakhir.
“Jangan bandel, patuhi protokol kesehatan dengan sungguh-sungguh,” kata Azharuddin, mengingatkan warga daerah berjulukan Serambi Mekkah tersebut.
Dia mencontohkan seperti Kota Surabaya yang situasinya terus terjadi peningkatan kasus COVID-19, sehingga, kata dia, rumah sakit juga tidak sanggup menampung pasien yang positif tertular virus corona.
“Surabaya saat ini tidak muat lagi rumah sakit untuk menampung yang positif, yang meninggal semakin banyak, semoga Aceh tidak mengalami demikian jika kita semua patuh,” ujarnya. Antara