Aceh memiliki lahan pertanian yang luas, namun ada yang masih mengandalkan hujan sebagai sumber airnya. Akibatnya, pada musim kemarau panjang bisa gagal panen.
Hal ini disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Aceh, Muhammad Iswanto, S.STP, MM, kepada awak media,Rabu (1/7/2020)
Iswanto mengatakan, Gampong Cot Jrat, Kecamatan Kuta Juang, Bireuen, merupakan salah satu gampong percontohan yang akan dibina Pemerintah Aceh melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh pada tahun 2021 nanti, dengan produk andalannya “Jingki ie”.
Menurut Iswanto, ditargetkan, melalui Posyantekdes dan BUMG, masyarakat dapat memproduksi “Jingki ie” dengan kualitas dan produktifitas kinerja yang lebih baik, sehingga produk ini dapat dipasarkan ke seluruh Aceh.
Iswanto berharap, kegiatan tersebut akan memberikan dampak positif pada peluang lapangan kerja di Aceh dan menurunkan tingkat kemiskinan di gampong dengan pemanfaatan lahan-lahan produktif tadah hujan secara masif diseluruh Aceh.
“Kita sangat mendukung kegiatan inovatif dari masyarakat, kita sebagai Pemerintah siap membina dan mengembangkan potensi masyarakat,” ujar Iswanto.
Sementara itu, Syukri salah seorang warga Gampong Cot Jrat yang telah berhasil mengembangkan “Jingki Ie” juga mengatakan hal senada.
Ia mengatakan, lahan di Aceh sangat luas dan produktif, namun terkendala dengan sistem pengairan teknis. Apabila musim kemarau bisa terancam gagal panen.
Syukri, mengatakan melalui dana desa tersebut ia mampu memproduksi sendiri Pompa Hidram atau pompa yang di beri nama “Jingki ie”.
“Jingki ie” tersebut mampu memompa air dari sumbernya ke areal sawah tadah hujan seluas ±20 Ha tanpa menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun tenaga listrik.
Alat ini dikembangkan oleh Syukri yang juga menjabat sebagai ketua Posyantekdes dengan peralatan yang serba sederhana melalui dukungan dana desa.
Pompa hidram tersebut sudah dipergunakan oleh beberapa gampong antara lain gampong Blang Tingkeum Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen dengan sumber air dari gampong tetangga, sehingga para petani gampong Blang Tingkeum sudah dapat menanam padi 2-3 kali setahun.
Syukri, mengungkapkan ia bersama tim di tahun 2021 akan kembali mengembangkan Pompa Hidram generasi baru tanpa limbah sehingga cocok digunakan oleh PDAM baik dari sumber air permukaan maupun sumur, tanpa air terbuang sebagai limbah.
Direktur BUMG GEMA Gampong Cot Jrat Muhammad Diah menyampaikan penjualan Pompa Hidram dilakukan oleh Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dengan harga berkisar 40-50 juta per unitunit dan siap pasang ke lokasi.
“Saat ini Posyantekdes sedang menyelesaikan pesanan 6 unit Pompa Hidram baru,” ujarnya.