Empat Perawat RSUDZA Positif Covid-19

Empat perawat yang bertugas Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSU Zainoel Abidin Banda Aceh ikut tertular virus corona.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG) kepada awak media, Minggu (21/06/2020).

Kasus-kasus baru tersebut hasil tracking (melacak) kontak dekat pasien Covid-19 berinisial Suk (63) yang meninggal dalam perawatan Medis RICU-RSUZA Banda Aceh, pada 17 Juni 2020.

SAG menjelaskan, sesuai prosedur pengendalian wabah penyakit menular, Tim Surveilans Epidemiologi Gugus Tugas Covid-19 Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melacak setiap orang yang memiliki riwayat kontak dekat dengan penderita Covid-19.

“Semua kontak dekat Covid-19 dianggap orang tanpa gejala dan harus diperiksa. Teknisnya tetgantung situasi di lapangan dan Gugus Tugas Covid-19. Bisa dipanggil dan diperiksa, home visit, atau yang ada interaksi dengan penderita melapor kepada petugas kesehatan,” kata SAG.

SAG menjelaskan, tim surveilans mengambil swab nasofaring dan orofaring keluarga serumah dengan almarhum Suk, yakni istri, anak, menantu, dan cucunya, yang tinggal di Aceh Besar. Perlakukan serupa dilakukan tim surveilans terhadap tim medis yang merawat dan menangani jenazah Suk di RSUZA Banda Aceh.

Spesimen swab nasofaring dan orofaring orang-orang yang kontak dekat dengan Suk, yang diambil pada 17 Juni 2020, dikirim ke Laboratorium Litbangkes Aceh, Gampong Bada, Ingin Jaya, Aceh Besar, dan diperiksa dengan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

Dari hasil pemeriksaan RT-PCR itu, yang diterima Gugus Tugas Covid-19 Aceh, menunjukkan 9 orang konfirmasi positif Covid-19. Keluarga Suk yang positif tertular virus corona masing-masing berinisial; Na (66), LS (38), Sus (37), BA (12), AB (4)

“Mereka semua tinggal di Aceh Besar saat temuan kasus, meski tidak semuanya warga Aceh Besar secara administratif kependudukannya,” jelas SAG.

Sementara para perawat RICU yang merawat Suk dan terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak empat orang masing-masing dengan inisial DEM (29), Mus (32), HY (36), dan Hel (40). Mereka bertugas di RICU atau Ruang Isolasi Pinere, RSUZA Banda Aceh, dan dicatat sebagai kasus baru Covid-19 Kota Banda Aceh.

Sedangkan satu orang lainnya yang juga konfirmasi positif Covid-19 yaitu seorang laki-laki dewasa usia 54 tahun berinisial AR. Ia tinggal di dalam Kota Banda Aceh namun secara administrasi kependudukan bukan warga Kota Banda Aceh.

“Jadi, kasus Covid-19 terbaru tersebut, 5 orang dari Aceh Besar dan 5 orang lainnya dari Kota Banda Aceh,” kata SAG.

Selanjutnya Jubir Covid-19 Aceh itu memberikan catatan atas temuan kasus baru tersebut. Melihat kronologis kasus-kasus terbaru ini perlu kesadaran kita semua untuk menunda perjalanan dan kunjung-mengunjungi—terutama dari dan ke zona merah pandemi Covid-19. Silaturahmi dapat dilakukan dengan bantuan teknologi informasi, baik dengan orangtua maupun dengan kaum kerabat.

SAG juga menuturkan, penularan lokal sudah terjadi di Aceh, baik penularan lokal di klaster Lhoksukon, Aceh Utara, maupun di klaster baru, Pagar Air, Aceh Besar.

“Masyarakat di dalam dan di lingkungan klaster tersebut tidak perlu panik. Kepanikan kian menambah persoalan. Yang dituntut kewaspadaan dan kepedulian sesama,” tuturnya.

Kita lebih waspada menjaga diri dan keluarga. Menunda saling berkunjung secara fisik. Hal ini diperlukan kesadaran semua pihak demi saling menjaga diri dan melindungi antar sesama.

Pada situasi amat mendesak karena sakit atau kemalangan lainnya, senantiasa memakai masker dan sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik, saran SAG.

Selanjutnya, sambung SAG, apabila ada gejala sakit dan menemui petugas kesehatan di Puskesmas, klinik, maupun di rumah sakit, selalu menyampaikan informasi yang benar sejujur-jujurnya.

Empat perawat yang konfirmasi positif Covid-19 itu harus diisolasi hingga sembuh. Kekosongan tenaga medis di unit-unit pelayanan kesehatan tertentu sangat mungkin terjadi apabila semua harus diisolasi selama 14 hari.

“Bayangkan bila ada kasus emergensi dan tak ada yang melayani. Apalagi jika tertular virus corona, tenaga kesehatan dengan keahlian khusus yang jumlahnya sangat terbatas di Aceh,” kata SAG.

Jubir SAG merilis prevalensi kasus Covid-19 di Aceh, berdasarkan laporan Gugus Tugas Covid-19 kabupaten/kota, per tanggal 21 Juni 2020, pukul 15.00 WIB.

Ia memaparkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di seluruh Aceh hari ini sebanyak 2.230 orang. Tidak ada penambahan ODP baru hari ini. ODP yang masih dalam pemantauan Gugus Tugas Covid-19 kabupaten/kota sebanyak 121. Sedangkan 2.109 orang sudah selesai menjalani proses pemantauan atau isolasi secara mandiri.

Sementara jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP), lanjutnya, sebanyak 116 kasus. PDP yang masih dirawat saat di rumah sakit rujukan Covid-19 kabupaten/kota saat ini hanya 2 orang, sisanya sebanyak 113 orang sudah sembuh. PDP yang meninggal di Aceh hanya 1 orang, yang meninggal pada 26 Maret 2020.

Sedangkan jumlah orang yang Positif Covid-19 hingga saat ini sudah mencapai 49 orang. Pasien positif Covid yang masih dirawat sebanyak 27 orang, 20 orang sudah sembuh, dan 2 orang meninggal dunia.

“Pasien positif Covid-19 yang meninggal 2 orang tersebut, pasien yang meninggal pada 23 Maret 2020, dan yang meninggal 17 Juni di RSUZA Banda Aceh,” tutup SAG.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads