Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar mengharapkan kepada pemerintah agar memastikan protokol kesehatan terpenuhi saat penerapan sekolah di masa new normal.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPRK usai mengikuti diskusi virtual bersama Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman, SE. Ak, MM dan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota, Dr. Saminan Ismail, M. Pd tentang peran dan tangung jawab Pemerintah Kota Banda Aceh dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di masa new normal, yang diikuti oleh para kepala sekolah se Banda Aceh, Kamis (04/06/2020).
Farid menuturkan Pimpinan dan Anggota DPRK Banda Aceh memberikan apresiasi kepada pemerintah atas berbagai capaian prestasi dan langkah-langkah yang selama ini sudah dilakukan, termasuk pelaksanaan kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) memasuki tahun ajaran baru.
“Karena itu menjadi sangat penting diskusi virtual pada hari ini tentang peran dan tanggungjawab pemerintah Kota Banda Aceh dalam pelaksanaan pendidikan di masa new normal, karena memang new normal ini merupakan hal yang baru bagi kita,” kata Farid.
Ia menjelaskan sejauh ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Banda Aceh sudah melakukan survei bahwa 49 persen warga masyarakat termasuk orang tua dan stakholder lainnya yang menginginkan agar anak – anak bisa kembali bersekolah sebagaimana biasanya.
“Namun di sisi lain juga ada fakta hasil survei yang mengatakan bahwa 40-an persen juga orang tua murid belum bersepakat atau warga masyarakat yang masih mengkhawatirkan dampak dari covid 19 ini,” ujarnya.
Farid menambahkan memang saat ini masih dalam kondisi masa darurat covid 19, apalagi Banda Aceh masuk dalam Zona Merah, karena itu DPRK memberikan beberapa masukan agar pemerintah melakukan persiapan dan evaluasi secara ketat terhadap kesiapan dinas, kesiapan pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan belajar di masa new normal nantinya.
Penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah sangat penting untuk memastikan bahwa sekolah benar-benar siap, seperti pembersihan dengan disinfektan, pemeriksaaan suhu tubuh di pintu masuk, dan mempersiapkan wastafel portable agar anak anak dibiasakan mencuci tangan.
Di samping itu warga sekolah juga harus mengunakan masker, melakukan physical distancing, karena tentu nanti kondisinya tidak normal, oleh karena itu protokol kesehatan ini harus betul-betul bisa diterapkan di sekolah.
“Jika terjadi kondisi darurat, maka pihak sekolah sudah siap melakukan antisipasinya. Karena itu sebelum dimulai proses belajar mengajar perlu dilakukan simulasi, agar pihak sekolah tidak ‘gagap’ ketika anak-anak kembali ke sekolah,”. sebut Farid.
Farid juga berharap agar pihak sekolah dan Dinas Dikbud Kota untuk terus melakukan komunikasi aktif dengan semua stake holder agar kendala dan kekurangan yang ada selama proses pembelajaran daring bisa diperbaiki, sebab masih cukup waktu untuk mempersiapkan pelaksanaan pendidikan di masa new normal ini
“Kami sangat mengapresiasi keinginan semua pihak, baik orang tua, para guru, dan siswa yang ingin kembali ke sekolah, tapi keselamatan anak didik kita, dan keselamatan para guru merupakan prioritas utama yang perlu kita perhatikan,” tutur Farid.