Pemko Banda Aceh bekerjasama dengan Unsyiah menggelar tes swab massal virus Corona di balai kota, Kamis (04/06).
Pemeriksaan medis untuk mendeteksi Covid-19 tersebut menyasar 0,5 persen dari 260 ribu populasi penduduk atau sekira 1.300 warga kota.
Rektor Unsyiah Samsul Rizal yang ikut hadir di balai kota mengatakan, pihaknya memiliki dua unit alat tes PCR.
“Per harinya kita mampu menguji 384 spesimen. Target kita untuk 0,5 persen penduduk Banda Aceh bisa selesai dalam waktu satu minggu.” ujarnya.
Menurut Rektor, Setelah tes swab massal nantinya, ada sebuah gambaran real mengenai situasi Covid-19 di Banda Aceh.
“Berdasarkan penelitian terkini, sebanyak 45 persen kasus Corona di dunia adalah orang tanpa gejala. Jadi tes swab ini menjadi penting,” katanya.
Katanya lagi, tes dengan prosedur pengambilan sampel dari saluran pernafasan baik dari hidung maupun tenggorokan itu, tidak menyebabkan rasa sakit sebagaimana digembar-gemborkan selama ini.
“Hanya ada rasa tak nyaman seperti ingin bersin beberapa saat setelahnya,” kata Syamsul yang mengaku sudah dua kali menjalani uji swab.
Ia juga mengajak masyarakat agar tidak menganggap Covid-19 sebagai aib.
“Ini adalah penyakit yang vaksinnya belum ada, bukan aib. Hal penting yang perlu kita lakukan yakni senantiasa menjaga imun tubuh, pakai masker, dan menjaga jarak,” ujarnya.
Sementara itu walikota Banda Aceh Aminullah menyebutkan, tes swab massal yang dilakukan juga sebagai salah satu dari tiga syarat penerapan “new normal” yang ditetapkan pemerintah pusat.
“Dua syarat lainnya kita sudah memenuhi, yakni kesiapan fasilitas medis dan tingkat penyebaran yang rendah.” lanjutnya.
Selain tes swab yang juga disebut Polymerase Chain Reaction (PCR), Pemko Banda Aceh juga telah menggelar 2.700 rapid test bagi masyarakat.
“Hasilnya ada tiga yang reaktif, namun setelah di-swab hasilnya negatif,” katanya.