Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, memimpin rapat online melalui video converence bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Aceh di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh, Kamis (14/05).
Rapat digelar untuk menemukan solusi dalam menjaga kestabilan harga barang di tengah pandemi virus korona (Covid-19) melalui berbagai upaya pengendalian inflasi, antara lain dengan menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan ekspektasi masyarakat.
Rapat online tersebut melibatkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Asisten II Sekda Aceh, para Bupati, Walikota serta Sekda se-Aceh, serta sejumlah pihak lainnya.
Nova dalam rapat tersebut meminta para pejabat masing-masing daerah untuk memaparkan kondisi perekonomian di daerah mereka, terutama terkait ketersediaan bahan pangan dan harga yang berlaku di pasar.
Nova mengatakan, perlu kewasdpadaan bagi semua stekholder tentang kemungkinan adanya trend kenaikan harga ke depan di tengah pandemi yang belum tentu kapan berakhir.
“Upaya pengendalian ini memerlukan koordinasi intens yang melibatkan berbagai pihak, baik Pemda, Bank Indonesia, Bulog, Kepolisian, dan pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat,” kata Nova.
Selain itu, Nova juga meminta para peserta rapat untuk mewaspadai bencana alam, seperti banjir, longsor dan berbagai bencana lainnya yang akan berpengaruh pada inflasi.
Nova pada kesempatan itu juga mengatakan, di antara solusi yang bisa diterapkan yakni, harus dilakukan koordinasi yang intens antar pemerintah kabupaten kota dengan pemerintah Aceh. Termasuk koordinasi antar pemerintah Aceh dengan provinsi luar.
“Semua kendala ini harus kita selesaikan. Kita cari jalan keluarnya secara terukur,” kata Nova.
Waspadai Potensi Krisis Pangan
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan pemerintah Aceh dan kabupaten / kota perlu mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan di tengah pandemi COVID-19.
Hal itu dikatakan berdasarkan prediksi organisasi pangan dan pertanian dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) yang memperkirakan akan terjadi krisis pangan di tengah pandemi COVID-19. Krisis pangan diprediksi akan terjadi secara global.
Beberapa persoalan yang berpotensi menyebabkan krisis pangan adalah terhambatnya produksi dan rantai pasok akibat kebijakan penanganan pandemi COVID-19 seperti lockdown, social distancing, dan lain-lain.
Nova menyebutkan, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan di Aceh.
“Kalaupun krisis pangan benar akan terjadi pada akhir tahun, maka kita masih punya waktu untuk mempersiapkan langkah antisipasinya,” ujar Nova.
Untuk itu, Nova meminta pemerintah kabupaten / kota memanfaatkan lahan-lahan potensial yang ada untuk produksi pangan, baik tanaman, ikan maupun ternak.
Selain itu, Nova juga meminta semua pihak menghindari barang mentah hasil pertanian Aceh dibawa keluar provinsi atau keluar negeri.