Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh mendorong Pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengambil langkah-langkah antisipatif terkait banjir yang melanda ibu kota Provinsi Aceh.
Hal tersebut diutarakan Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, di sela-sela meninjau langsung kondisi banjir di salah satu gampong di Banda Aceh, yakni di Gampong Neusu Aceh, Kecamatan Baiturrahman, Jumat pagi (8/5/2020).
Salah satu langkah yang didorong ialah DPRK bersama Pemerintah Kota Banda Aceh sepakat untuk mengalokasikan anggaran pembangunan ruas jalan di Neusu dan pembangunan saluran air menggunakan dana Otsus pada 2021.
Menurut Farid, banjir dan genangan air yang terjadi di kawasan Neusu Jaya Banda Aceh sudah sering terjadi. Penyebab utamanya, selain karena badan jalan yang lebih rendah dan saluran air di ruas kiri kanan jalan yang sudah tidak berfungsi dengan baik, diperparah dengan tersumbatnya saluran tersebut oleh sampah.
“Kita mendorong pemerintah untuk mempercepat proses pembangunan atau peningkatan badan jalan dan juga pembuatan saluran drainase dari dana Otsus, tidak hanya untuk jangka pendek, tapi juga untuk jangka panjang,” kata Farid yang didampingi Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, Wakil Ketua I DPRK, Usman, dan anggota Komisi III DPRK, Irwansyah, usai meninjau kondisi jalan di Neusu Aceh yang tergenang banjir, Jumat (08/05/2020).
Menurut Farid, hal itu perlu dilakukan dengan pertimbangan bila kondisi darurat atau kondisi buruk terus terjadi nantinya sudah siap untuk diantisipasi, terutama beberapa jalan protokol di Banda Aceh termasuk Jalan KH Ahmad Dahlan dan kawasan pusat kota, mengingat curah hujan yang cukup tinggi dan termasuk di kawasan Neusu tersebut digenangi air dengan parah.
Oleh karena itu, kata Farid dibutuhkan kerja sama dari masyarakat untuk membersihkan saluran dan menggalakkan kembali budaya gotong royong. Dengan adanya kerja sama yang baik antara warga dengan pemerintah kota, ia yakin permasalahan banjir dan genangan air tersebut bisa diatasi.
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, yang juga ikut meninjau banjir di kawasan Neusu tersebut mengatakan, dirinya turut merasa prihatin atas kondisi banjir yang menerjang Kota Banda Aceh di samping disebabkan oleh kondisi alam akibat curah hujan selama dua hari ini.
“Kondisi ini mengakibatkan air meluap, sungai juga ikut meluap dan bersamaan air pasang sehingga pintu air tidak bisa dibuka,” kata Aminullah.
Aminullah menjelaskan, pintu air baru dibuka sekitar pukul sembilan pagi. Jika pintu air terlalu cepat dibuka, dikhawatirkan air sungai akan meluap ke permukiman warga.
“Kita harap kepada DPRK untuk terus melihat situasi seperti ini, supaya ada perbaikan,” katanya.
Menurut Aminullah, di kawasan Neusu sudah tidak ada masalah lagi, kalaupun terjadi hujan, air langsung surut karena air sungainya masih di bawah permukaan kawasan. Namun, karena kondisi hujan lebat yang turun bersamaan dengan air pasang seperti ini maka perlu penyempurnaan untuk masa yang akan datang.
“Kita ingatkan juga kepada masyarakat bahwa situasi ini belum tentu aman, diperkirakan cuaca seperti ini sampai hari Minggu akan hujan, jadi harus berhati-hati agar berada di titik-titik kumpul yang ditetapkan oleh gampong dan juga saling membantu antarwarga, dan tolong berikan informasi-informasi untuk mendapatkan bantuan supaya diutamakan keselamatan jiwa, kalau ada harta segera dibawa dan barang-barang ditinggal di rumah dinaikkan ke posisi yang lebih tinggi,” jelas Aminullah.
Sementara itu, Mukim Putroe Phang, Kecamatan Baiturrahman, Amirullah, bersama sejumlah warga Neusu Aceh yang melihat kondisi gampongnya mengatakan, kawasan Neusu diperkirakan mulai tergenang banjir setelah subuh akibat hujan lebat yang dibarengi dengan air pasang.
“Tidak pernah Neusu digenangi air seperti ini, biarpun hujan lebat tidak pernah seperti ini, mungkin karena berbarengan dengan air pasang maka terjadilah seperti ini,” kata Amirullah.
Amirullah mengajak masyarakatnya untuk membersihkan saluran-saluran air yang ada di setiap ruas kiri kanan jalan yang sudah sumbat dan tidak berfungsi lagi.
“Kita ajak sekali-sekali nanti masyarakat untuk bersih-bersih saluran, padahal ini salurannya ada, tapi mungkin karena sumbat makanya terjadi seperti ini juga,” katanya.
Selain di kawasan Neusu, Ketua DPRK dan rombongan juga meninjau sejumlah lokasi banjir lainnya di Gampong Lamdingin, Peunit, Lambhuk, Ulee Kareng, dan Lampineung.