Selama sebulan lebih lamanya semua sekolah di seluruh Aceh telah diliburkan oleh Pemerintah. Para pelajar melakukan berbagai cara untuk mengatasi kejenuhannya selama berada di rumah.
Dengan komando dari Dinas Pendidikan Aceh para siswa SMKN 3 Banda Aceh tetap menyibukkan diri dengan memproduksi masker untuk dibagikan kepada masyarakat.
Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, pada saat memberikan sambutan sesaat sebelum membagikan masker di Bundaran Simpang Lima, Kota Banda Aceh, Kamis (9/4/2020) menyampaikan rasa bangganya kepada para pelajar dari SMKN 3 Banda Aceh yang telah memproduksi masker secara sukarela yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.
“Penggunaan masker ini diwajibkan untuk kita semua, terutama untuk memproteksi diri dan keluarga kita dari serangan Covid 19. Hari ini kita khususkan bagi pengendara kendaraan yang ada di sekitaran Bundaran Simpang Lima untuk mengkampanyekan penggunaan masker,” ujarnya.
Selain tetap menggunakan masker, Dyah menuturkan masyarakat untuk lebih peduli dalam menjaga diri dengan rajin mencuci tangan dan menjauhi titik-titik keramaian serta menjaga jarak dengan lawan bicara hingga satu meter untuk menghindari penularan Covid 19.
“Kalau tidak ada kepentingan yang mendesak, kita tidak perlu keluar dari rumah. Saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah, demi memutuskan mata rantai penyebaran Covid 19,” terangnya.
Dyah mengatakan sangat bangga dengan kepedulian para pelajar SMKN Banda Aceh. Mereka yang jurusan tata busana dan sudah bisa menjahit, tergerak untuk membantu memproduksi alat yang memang sangat dibutuhkan saat ini.
“Ini bagus, mereka bisa melakukan praktek sekaligus berkontribusi dalam membantu pemerintah. Kami lihat hasilnya juga sudah bagus, tinggal ditingkatkan baik kualitas dan kuantitasnya,” katanya.
Sebelumnya Ketua Dharma Wanita Disdik Aceh, Nurasma Rachmat Fitri, didampingi Kepala SMKN 3 Banda Aceh, Salma, S.Pd mendorong agar moment belajar di rumah ini benar-benar dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal positif. Salah satunya, menurutnya seperti yang sudah dilakukan para pelajar SMKN 3 Banda Aceh yang memproduksi masker dan telah dibagikan secara gratis kepada masyarakat Kota Banda Aceh.
“Kita patut memberikan apresiasi dan berterimakasih kepada para guru dan siswa SMKN 3 Banda Aceh yang telah bersusah payah membuat masker ini dan bisa dibagikan kepada masyarakat secara cuma-cuma,” katanya.
Menurut Nurasma, para guru dan pelajar SMKN 3 Banda Aceh telah memberikan kontribusi nyata dalam membantu masyarakat, meskipun dengan modal yang berasal dari swadaya bersama, tapi manfaat yang dirasakan sangatlah besar.
“Semangat anak-anak ini sangat luar biasa dalam membuat masker. Buktinya mereka hanya butuh waktu dua minggu untuk membuat 2.500 masker. Mereka telah memberikan inovasi untuk menyediakan dan memproduksi masker sendiri di tengah kelangkaan yang terjadi di Indonesia,” terangnya.
Kepala SMK Negeri 3 Banda Aceh, Salma, S.Pd menceritakan awal mulanya mereka memproduksi masker dikarenakan kelangkaan masker di pasaran yang membuat masyarakat susah untuk mendapatkannya pada saat wabah Covid 19 mulai masuk ke Aceh.
“Kami para guru bersama siswa sepakat untuk memproduksi masker dari bahan kain yang merupakan sisa pembuatan busana atau pakaian yang pernah dijahit sebelumnya,” terangnya.
Kemudian, lanjut Salma, mereka membagi tugas kepada sekitar 150 siswa untuk menjahit masker, masing-masing mereka bertugas untuk menjahit sebanyak 10 hingga 15 masker per orangnya. Para siswa tersebut merupakan siswa yang tergabung dalam jurusan Kompetensi Tata Busana.
“Setelah ini kami akan terus menjahit masker untuk dapat kita bagikan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan. Karena masker ini harus dipakai kapan saja dan dimana saja oleh masyarakat,” sebutnya.
Salma menambahkan pihaknya mengaku telah membagikan masker di beberapa lokasi yaitu, masyarakat sekitar sekolah SMKN 1, 2 dan 3 Banda Aceh, para pegawai Disdik Aceh, serta masyarakat umum lainnya.