Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi, bersama Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto, melihat langsung kondisi dermaga apung atau ponton tempat penambatan kapal cepat di Pelabuhan Balohan Sabang, Senin (24/02).
Ponton tersebut dilaporkan terlepas dari dermaga permanen akibat dihantam badai pada Sabtu (22/02) lalu.
“Solusi terbaik yang bisa kita lakukan adalah menariknya. Naik docking untuk segera kita perbaiki,” kata Junaidi usai melihat kondisi ponton tersebut.
Paska lepasnya ponton itu, layanan penumpang kapal cepat kini dilayani di dermaga permanen. Junaidi memastikan tidak ada kendala dalam layanan penumpang baik mereka yang pergi maupun pulang dari Sabang. Semua fasilitas di dermaga permanen pun bisa dipergunakan oleh operator kapal cepat.
Junaidi mengatakan, ponton tersebut lepas dari dermaga permanen karena cuaca buruk. Seperti dilaporkan pihak Dinas Perhubungan Sabang, sejak Sabtu sore itu, kecepatan angin yang tercatat di dermaga Balohan mencapai 60 kilometer per jam. Angin kencang dan gelombang tinggi membuat ponton terlepas.
“Tekanan angin timur lebih kencang dan gelombang sangat tinggi,” kata Agus TR, petugas Dinas Perhubungan Kota Sabang.
Cuaca buruk itu sebenarnya telah diantisipasi sejak awal oleh Dinas Perhubungan Sabang. Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Sabang, Agus Halim, mengatakan sejak dua hari sebelum kejadian terhempasnya ponton itu, pihaknya telah meminta beberapa kapal cepat yang beroperasi di Pelabuhan Balohan untuk tidak merapat di dermaga apung itu. Kapal-kapal tersebut diminta merapat ke dermaga permanen di sebelah ponton.
“BMKG juga telah me-warning terus, cuaca buruk,” kata Agus Halim.
Pihaknya kata Agus, bahkan menyaksikan langsung saat ponton tersebut lepas dari dermaga permanen. Bahkan untuk antisipasi terhempasnya ponton ke beberapa kapal yang sandar di dermaga yang bersisian dengan dermaga ikat ponton, pihaknya melilit beberapa tali kapal di badan ponton.
“Dari jam 5 sore (hari Sabtu) ponton memang mau lepas. Malamnya ponton memang sudah mereng dan air naik ke atas. Upaya kita adalah mengikat, karena khawatir kalau lepas bisa ditarik ke tengah dan membahayakan kapal lain,” kata Agus TR.
Junaidi mengatakan, dari laporan pihak Perhubungan Kota Sabang, ponton tersebut memang diagendakan docking dan perawatan pada tahun ini.
“Usulan Dinas Perhubungan Sabang dengan DAK (Dana Alokasi Khusus). Tahun ini,” kata dia.
Junaidi menambahkan, ponton itu terakhir docking pada tahun 2013 silam. Sementara kejadian terhempasnya ponton itu merupakan kejadian kedua.
Sementara itu, Kelapa KSOP Klas 4 Sabang, Sutarmo, yang ikut mendampingi tinjauan itu mengharapkan pemerintah Aceh bisa menganggarkan biaya perawatan ponton dalam APBA. Dengan itu, kondisi ponton pun bisa dipantau secara rutin saat perawatan dilakukan.
“Jadi bisa dicover dengan biaya rutin. Untuk sementara seperti kata Pak Kadis, upaya terbaik adalah kita ikat dan selamatkan dulu. Selanjutnya naik docking dan bisa segera diperbaiki,” kata Sutarmo.
Selain melihat kondisi ponton yang dihempas badai, Junaidi bersama Iswanto juga melihat progres pembangunan gedung Penyeberangan Penyeberangan Balohan.