Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Nyalla Mahmud Mattalitti menyebutkan tujuan utama diberikannya dana otonomi Khusus (Otsus) untuk Aceh adalah untuk pemerataan pembangunan dan menurunkan angka kemiskinan di Aceh.
Namun setelah hampir 13 tahun dana otsus diberikan untuk Aceh, persoalan pemerataan pembangunan dan kemiskinan masih menjadi isu utama di Aceh.
Hal demikian disampaikan Ketua DPD RI pada kegiatan silaturrahmi dengan Pemerintah Aceh, Kamis (02/01) malam di Pendopo Gubernur Aceh yang dihadiri Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, serta empat anggota DPD RI asal Aceh masing-masing Abdullah Puteh, Sudirman, Fachrul Razi, dan Fadhil Rahmi.
La Nyala mengatakan kehadiran mereka ke Aceh untuk menyerap aspirasi daerah, khusus Aceh kata dia, persoalan akan berakhirnya dana Otsus pada 2027 mendatang menjadi isu yang krusial. DPD RI kata dia ingin mencari solusi terbaik bagi Aceh pasca berakhirnya dana Otsus, karena ada permintaan agar dana Otsus dipermanenkan dan sebaliknya.
“Ada banyak pendapat, ada yang ingin permanen, tentu perlu kajian mendalam terkait kemampuan fiskal pemerintah. DPD RI akan memperjuangkan hal itu. Namun Aceh juga harus siap jika program tersebut benar berakhir,” lanjutnya.
La Nyala juga mempertanyakan apakah dana Otsus yang sudah digelontorkan ke Aceh selama ini sudah berdampak bagi masyarakat Aceh. Karena tujuan utama dana Otsus adalah untuk mempercepat pembangunan Aceh dan menurunkan angka kemiskinan. Karena fakta di lapangan didapati dana otsus terkesan dihamburkan pada kegiatan-kegiatan yang tidak penting seperti penyelenggaraan tsunami cup dan Sabang Sail yang tidak memberi dampak bagi masyarakat.
“Dilapangan nyatanya Aceh masih berkutat pada kemiskinan dan ini bisa dilihat dari data statistik. Seharusnya dana Otsus mampu membawa Aceh keluar dari persoalan tersebut,” lanjutnya.
Namun demikian diakuinya, Pemerintah bersama DPD RI akan membantu mencari solusi untuk persoalan ini, salah satunya adalah apakah perlu ada pemisahan anggaran antara APBA dengan dana Otsus. Sehingga pembangunan lebih terarah.
Sementara itu Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengakui tantangan utama Aceh saat ini adalah soal kemiskinan. Dimana Aceh kata dia masih menempati provinsi paling miskin di Sumatera dan keenam di Indonesia.
Pemerintah Aceh kata dia masih berupaya membangun Aceh dengan melakukan berbagai inovasi, namun kata Nova pihaknya butuh dukungan banyak pihak, terutama DPD RI dan DPR RI.
Terkait dana Otsus, Nova berharap agar dana tersebut dipermanenkan pemerintah, apalagi kata dia, Presiden Jokowi juga pernah mengutarakan rencana untuk mempermanenkan dana Otsus.
Sementara itu Anggota DPD RI asal Aceh Abdullah Puteh berharap adanya kekompakkan antara tokoh-tokoh Aceh di Jakarta, terutama yang ada di DPD RI dan DPR RI, sehingga kepentingan Ache lebih mudah diperjuangkan.
“Jangan sampai kalau ada tiga orang Aceh di Jakarta, maka 13 macam fikiran, ini susah kita berjuang untuk Aceh,” ujar mantan Gubernur Aceh itu.