Ma’ruf Amin Minta Sri Mulyani Kembangkan Ekonomi Syariah RI

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tanah air.

Hal itu diungkapkannya saat menjadi pembicara kunci di acara pelantikan pengurus DPP IAEI 2019-2023 di kantor pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat (13/12/2019).

“Saya juga mengucapkan selamat kepada saudara yang baru saja dilantik sebagai pengurus IAEI periode 2019-2023. Saya mengharapkan agar saudara dapat memegang amanah dan dapat menjalankan tugas dengan baik serta secara nyata dapat mendukung perkembangan ekonomi nasional dan lebih khusus untuk pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah,” kata Ma’ruf Amin.

Dia menyebut, tanah air memiliki momentum baik untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah sebab Indonesia baru saja mendapatkan kenaikan peringkat dari peringkat ke-10 pada tahun 2018, menjadi peringkat ke-4 dari 131 negara pada tahun 2019.

Namun demikian, kata Ma’ruf Amin, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah masih jauh dibandingkan dengan potensinya.

“Sampai Januari 2019, market share keuangan syariah di Indonesia, termasuk perbankan dan asuransi, baru mencapai 8,6%. Sedangkan khusus untuk perbankan syariah bahkan baru mencapai 5,6%,” jelasnya.

Ma’ruf juga menyebut kontribusi Indonesia di pasar halal dunia juga masih sangat kecil. Ekspor produk halal nasional baru baru berkisar 3,8% dari total pasar halal dunia yang mencapai US$ 2,1 triliun pada tahun 2017.

“Berdasarkan laporan Global Islamic Economic Report tahun 2019, Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan Brazil yang merupakan eksportir produk halal nomor 1 di dunia dengan nilai US$ 5,5 miliar yang disusul oleh Australia dengan nilai US$ 2,4 miliar,” kata dia.

Dikatakan Ma’ruf Amin, pada tahun 2018 Indonesia telah membelanjakan US$ 214 miliar untuk produk halal, atau mencapai 10% dari pangsa produk halal dunia. Dengan angka tersebut, Indonesia menjadi negara yang paling besar dalam hal belanja produk-produk halal tersebut dibandingkan dengan negara-negara mayoritas muslim lainnya.

Dia pun menyayangkan kegiatan Indonesia yang masih menjadi konsumen untuk produk halal. Padahal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya dapat menjadi produsen produk halal untuk kebutuhan pasar domestik dan bahkan dapat menjadi eksportir produk-produk halal untuk pasar halal dunia.

Oleh karena itu, dirinya meminta kepada IAEI untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah tanah air serta dapat mendukung perekonomian nasional untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kita hidup dalam negara yang menganut dual economy system, sehingga perkembangan ekonomi syariah dan konvensional harus saling bersinergi,” ungkapnya. detik

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads