Pemerintah Aceh terus mengampanyekan pencegahan penularan penyakit HIV, sifilis dan hepatitis B dari ibu ke anak melalui deteksi dini penyakit tersebut sehingga penanganannya dapat dilakukan sesegera mungkin. Hal itu dilakukan mengingat sangat minimnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri.
“Sebagaimana kita ketahui saat ini capaian ibu hamil yang diperiksa HIV-AIDS, sifilis dan hepatitis B belum mencapai 90%,” ujar Wakil Ketua TP-PKK Dyah Erti Idawati saat membuka workshop dengan lintas sektor dan lintas program dalam upaya eliminasi penularan HIV, sipilis dan hepatitis B dari ibu ke anak di Hotel Hanifi, Banda Aceh, Rabu (4/12).
Masyarakat dinilai masih belum bersedia untuk diperiksa HIV-AIDS dan sifilis dikarenakan stigma atau pandangan negatif pada penderita penyakit tersebut.
Padahal, kata Dyah, ibu hamil yang positif HIV-AIDS, sifilis atau hepatitis B sangat besar kemungkinan menularkan ke bayi dalam kandungannya. “Oleh sebab itu, dibutuhkan kesadaran kita agar ibu hamil mau memeriksakan dirinya,” kata Dyah.
Tuntutan kesadaran masyarakat tersebut diakui harus diiringi dengan tersedianya fasilitas kesehatan yang terjangkau dan memadai, termasuk layanan pengobatan bagi yang positif terjangkit HIV.
Untuk itu, Dyah berharap agar layanan pengobatan terhadap ibu-ibu hamil dan bayi yang positif HIV dapat terselenggara di 23 Kabupaten/Kota di Aceh. Sehingga masyarakat yang membutuhkan layanan
pengobatan HIV dapat dengan mudah dan murah mengakses fasilitas kesehatan tersebut.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Aceh sampai dengan awal Oktober 2019, kasus HIV/AIDS di Aceh sudah mencapai 924 orang, dengan angka kematian mencapai 347 orang.
Untuk Tahun 2019 ini saja, ditemukan penderita HIV- AIDS sebanyak 88 orang, dan 8 orang di antaranya adalah ibu hamil. Sementara itu, Ibu hamil yang menderita sifilis tahun 2019 berjumlah 292 orang dari 33.789 Ibu hamil yang diperiksa.
“Sedangkan untuk pemeriksaan hepatitis B terhadap 82.172 ibu hamil di seluruh Aceh, ditemukan 861 yang reaktif atau positif hepatitis B,” kata Dyah.
Untuk itu, Dyah mengatakan akan mendorong para kader PKK agar tampil aktif sebagai motor untuk menggerakkan masyarakat agar mau memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat, khususnya bagi ibu hamil