Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar menegaskan bahwa hasil yang terkandung di perut bumi Aceh harus diperjuangkan bagi kemakmuran masyarakat Aceh.
“Lihatlah sekeliling kita, betapa besarnya sumber daya alam yang kita miliki, menjadi incaran pihak lain dari masa ke masa. Bumi dan air kita tidak boleh jatuh ke tangan orang,” kata Malik Mahmud Al Haytar di Lhokseumawe, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan Wali Nanggroe di hadapan civitas akademik dan ratusan wisudawan Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe. Wali Nanggroe hadir ke Lhokseumawe atas undangan khusus dalam rangka Wisuda Angkatan XXIII Universitas Malikussaleh.
Di hadapan wisudawan, Wali Nanggroe secara khusus mengingatkan, di era revolusi industri 4.0, tantangan yang dihadapi para generasi muda akan semakin berat.
Oleh karena itu, Wali Nanggroe berharap agar ilmu yang selama ini didapatkan dapat dimanfaatkan secara baik. Tidak boleh menjadi penonton dalam era industri 4.0 ini, tetapi harus menjadi pelaku.
“Berusahalah mengubah paradigma dengan ilmu dan keterampilan dimiliki. Kalian masih muda, banyak kesempatan dan pengalaman yang akan diraih. Berikan karya terbaik bagi bangsa ini,” kata Malik Mahmud.
Wali Nanggroe juga mengingatkan sejarah telah mencatat rakyat Aceh adalah pejuang, dan perjuangan Aceh dipimpin oleh mereka yang memiliki ilmu, iman, menguasai strategi serta memiliki wawasan luas.
Semangat perjuangan tersebut harus dimiliki juga oleh lulusan Unimal. Para wisudawan diharapkan agar menjadi menjadi generasi yang cerdas, memiliki pemikiran terbuka, mandiri dan berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, kata Malik Mahmud.
Ilmu didapatkan di perguruan tinggi, kata Wali Nanggroe, hendaknya dapat digunakan untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa Aceh. Jangan ada lagi sifat saling curiga, saling mendendam dan saling menghambat sesama.
“Jangan berpikir menjadi pegawai negeri saja, tetapi berpikirlah global dan bertindaklah lokal. Artinya tindakan kita harus mampu mencerminkan perilaku orang Aceh yang santun, jujur, tegas dan berakhlak,” kata Malik Mahmud. Antara