Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat ada sekitar 640 kejadian bencana, mulai longsor, banjir, badai hingga gempa bumi yang terjadi di Aceh sepanjang Januari hingga Oktober tahun 2019.
Untuk mengantisipasi risiko kerugian hingga jatuhnya korban, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk memperkuat langkah penanggulangan resiko bencana sejak dini.
“Langkah penanggulangan harus kita perkuat sejak dini. Apalagi kita tahu bencana datang tidak terduga,” kata Nova Iriansyah saat membuka Jambore Penanggulangan Bencana Aceh di Saree Aceh Besar, Selasa 19/11.
Nova mengajak seluruh masyarakat untuk bersiap diri, meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan tentang kebencanaan agar tahu cara menanggulangi bencana. “Dengan demikian kita akan tahu cara mengurangi kerugian akibat bencanabencana,” ujar dia.
Nova mengatakan, ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya bencana. Pertama adalah karena meningkatnya populasi manusia yang terus aktif mengoptimalkan potensi alam.
Kondisi itu menjadikan alam tidak seimbang sehingga risiko terjadi bencana meningkat. Selanjutnya adalah manusia yang memang tinggal di kawasan rawan bencana dan cuaca yang memang membuat risiko bencana meningkat.
Nova juga menjelaskan, Indonesia punya undang-undang yang mengatur tentang penanggulangan bencana termasuk Qanun di Aceh sebagai turunan dari undang-undang. Dalam undang-undang itu, ditegaskan empat hal terkait penanggulangan bencana.
Pertama adalah perlunya peningkatan pengetahuan tentang kebencanaan. Sebab dengan pengetahuan yang baik, program mitigasi akan berjalan dengan baik pula. Selanjutnya adalah perlunya sosialisasi dan simulasi kebencanaan pada masyarakat secara berkelanjutan.
Poin ketiga adalah perlunya teknologi dan kesiapan peralatan dan poin keempat perlunya kesiapan Sumber Daya Manusia sebagai motor yang menggerakkan upaya penanggulangan bencana di berbagai tempat.
Nova Iriansyah meminta agar koordinasi antar lembaga yang mengurusi persoalan kebencanaan untuk terus diperkuat. Selainnya pertemuan stakeholder harus periodik agar sistem koordinasi dan komunikasi dapat ditingkatkan.
“Saya yakin jambore (penanggulangan bencana) hari ini sebagai bentuk komunikasi untuk memperkuat kerjasama itu,” kata Nova.
Jambore Penanggulangan Bencana tahun 2019 diikuti oleh staf BPBD dan Pramuka se Aceh. Mereka dilatih berbagai keahlian seperti teknik pengoperasian GPS, latihan pengoperasian radio, latihan jasmani hingga teknik pemasangan peralatan tenda peleton. Semua teknik itu diajarkan oleh tenaga ahli Basarnas, Kodam Iskandar Muda dan RAPI.
Seremonial pembukaan Jambore Penanggulangan Bencana tahun 2019 diikuti oleh Perwakilan BNPB Aceh, jajaran TNI dan Polri, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Kepala Pelaksanaan BPBA, Kakansar Banda Aceh, Pengurus Forum Pengurangan Resiko Bencana Aceh serta para relawan kebencanaan.