Sebanyak 5.000 santri di Aceh mengikuti upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-5 di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Kamis 24 Oktober 2019. Para santri dan pejabat yang hadir kompak kenakan baju putih, peci hitam, dan bersarung pakaian khas santri.
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, yang bertindak sebagai Inspektur upacara dalam amanatnya menyampaikan pesantren menjadi kunci penting dalam pelaksanaan syariah Islam dan merawat perdamaian di Aceh sebagai modal membangun negeri, dan santri menjadi bagian tidak terpisahkan di Aceh.
Maka, dalam mewujudkan formalisasi syariat Islam dan perdamaian di Aceh tidak terlepas dari peran pesantren. Para alim ulama, dengan elemen masyarakat Aceh lainnya, secara bersama-sama memperjuangkan syariat Islam agar dapat diterapkan secara kaffah di Aceh.
Upacara peringatan HSN hari ini merupakan puncak peringatan HSN di provinsi Aceh yang telah dilaksanakan sejak Senin 21 Oktober 2019 lalu yang dimulai dari Kota Nol Kilometer Indonesia, Sabang dan sejumlah kabupaten kota lainnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs H Daud Pakeh mengatakan, pelaksanaan puncak peringatan hari santri di Aceh dilaksanakan dengan kolaborasi antara Kanwil Kemenag Aceh dan Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah Aceh.
“Apresiasi kami untuk pemerintah Aceh, wabil khusus Dinas Pendidikan Dayah Aceh yang telah memprakarsai puncak peringatan Hari Santri di Aceh, mungkin ini satu-satunya di Indonesia, Dinas Pendidikan Dayah dan Kemenag menjadi panitia bersama,” ujar Kakanwil.
Sementera itu, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El-Madny mengatakan, upacara peringatan Hari Santri merupakan wujud nasionalisme dan patriotisme santri Aceh.
“Telah terang benderang bahwa komitmen nasionalisme, patriotisme, anti radikalisme, anti kekerasan itu sudah selesai bagi santri Aceh,” ujarnya.
Usamah mengatakan, HSN juga menjadi momentum bagi pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah untuk memberikan perhatian lebih bagi pesantren. Pemerintah Aceh juga telah berkomitmen untuk melakukan penguatan kurikulum dan life skill bagi santri.
“Di saat yang bersamaan kita juga ingin melakukan penguatan konten kurikulum peningkatan kompetensi guru dan upaya menghadirkan life skill dan pendidikan proposional bagi santri,” ujarnya.