Bahas Enam Reusam, Majelis Tinggi Lembaga Wali Nanggroe Aceh Gelar Sidang Raya

Majelis Tinggi Lembaga Wali Nanggroe Aceh mengadakan Sidang Raya Tahun 2019, di Aula Katibul Wali Nanggroe, Banda Aceh, 09 s.d 11 Oktober 2019.

Kegiatan tersebut diselenggarakan bertujuan untuk membahas dan menetapkan reusam-reusam Lembaga Wali Nanggroe.

Adapun enam reusam yang dibahas untuk selanjutnya ditetapkan dalam Sidang Raya termasing-masing, Reusam Tatacara Pembentukan Reusam, Reusam Tatatertib Majelis Tuha Peut, Reusam Tatatertib Majelis Fatwa, Reusam Tatacara Pemberian Gelar dan Anugerah Wali Nanggroe, Reusam Tatatertib Majelis Tuha Lapan, serta Reusam Tatacara Perumusan dan Penetapan Fatwa Wali Nanggroe.

Sidang Raya dipimpin Tgk. H. Nuruzzahri Yahya atau Waled Nu yang juga Ketua Tuha Peut Wali Nanggroe, didampingi Ketua Tuha Lapan Tgk. M. Yusuf S, Ketua Majelis Fatwa Tgk. H. M. Ali dan Katibul Wali Nanggroe Usman Umar S.Sos.

Sidang Raya diikuti seluruh unsur Majelis Tinggi Wali Nanggroe yang terdiri dari Tuha Peut (7 orang), Tuha Lapan (38 orang) dan Majelis Fatwa (23 orang).

Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al-haytar dalam sambutannya yang dibacakan oleh Katibul Wali Nanggroe Usman Umar, S.Sos menyampaikan pentingnya peran dan tanggung jawab Lembaga Wali Nangore ini sehingga perlu optimalisasi tugas dan fungsi, sesuai mekanisme atau tata cara yang legal, bersyariat, dan operasional.

“Melalui forum ini kami berharap dapat melahirkan pemikiran dan gagasan yang dapat memperkuat Lembaga Wali Nanggroe, yang dituangkan dalam bentuk reusam-reusam,” lanjutnya.

Wali Nanggroe berharap agar reusam-reusam yang akan dibahas dan ditetapkan nanti benar-benar mampu melahirkan landasan ijtihad, sehingga peran dan fungsi Lembaga Wali Naggroe dalam mewujudkan Aceh hebat, bermartabat dapat terlaksana optimal.

“Dibutuhkan aturan yang menjadi landasan hukum bagi semua perangkat Lembaga Wali Nangore, sebagai turunan dari qanun dalam bentuk reusam,” lanjutnya lagi.

Usman juga menjelaskan bahwa Sidang Raya adalah sidang yang diselenggarakan oleh Majelis Tinggi Wali Nanggroe, dalam rangka membahas dan merumuskan kebijakan Wali Nanggroe yang bersifat strategis dan penyelesaian masalah-masalah yang bersifat genting. ADV

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads