Tenaga kependidikan asal Aceh, Arizuwanda, dari SMK Negeri 1 Kota Banda Aceh berhasil meraih juara satu sebagai tenaga laboran berprestasi pada ajang penilaian tenaga kependidikan berprestasi Nasional tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI sejak 1 hingga 5 Oktober 2019 bertempat di Hotel Millenium Sirih, Jakarta.
Ajang bergengsi tersebut resmi ditutup oleh Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan, DR Santi Ambarukmi M.Ed, Jum’at (04/10/2019) malam di Hotel Millenium Sirih, Jakarta.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri HD, diwakili oleh Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Aceh, Nurhayati, saat menyambut kepulangan tenaga kependidikan Aceh, Senin (7/10/2019) di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar menyampaikan torehan prestasi yang dicapai oleh GTK Aceh selama dua minggu terakhir ini merupakan hal yang layak untuk diapresiasi dan menjadi pendongkrak mutu Pendidikan Aceh kedepannya.
“Seperti biasanya kita akan mengundang secara khusus bagi mereka yang telah berprestasi dan mendapatkan juara di tingkat Nasional. Pada malam resepsi Hari Pendidikan Daerah kita akan memberikan penghargaan khusus. Sedangkan untuk tingkat Provinsi kita akan memberikan hadiah umrah bagi GTK yang berhasil membawa pulang juara satu, dua dan tiga,” sebutnya.
Meski demikian, Nurhayati menambahkan ada beberapa hal yang menjadi catatan penting bagi GTK Aceh pada saat berlomba di tingkat nasional. Selain penyajian portofolio dan performa presentasi. GTK juga diminta untuk terus melakukan inovasi pembelajaran yang bermanfaat bagi sekolah dan dunia Pendidikan secara umum.
“Kemudian untuk makalahnya tidak boleh ada kesamaan yang lebih dari 30 persen didalam karya yang ditampilkan. Setiap mereka akan diuji terkait karya yang dihasilkan itu, jika ditemukan lebih dari 30 persen mengambil referensi dari karya orang lain. Maka itu akan dianggap sebagai plagiat,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Dia berharap kepada para Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Aceh untuk benar-benar menciptakan karya sendiri (orisinil) agar mampu bersaing dengan GTK lainnya se Indonesia. Pihaknya juga menargetkan prestasi yang diraih ini dapat ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya.
“Kita harus menciptakan karya sendiri, dengan gaya bahasa sendiri sehingga tingkat similaritasnya semakin rendah. Semakin rendah similaritasnya semakin baik. Kita mintakan kepada guru dan tenaga kependidikan Aceh untuk dapat memotivasi rekannya yang lain dalam mengikuti perlombaan-perlombaan yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Aceh,” pintanya.
Dinas Pendidikan Aceh telah melakukan berbagai upaya diantaranya yaitu membekali para GTK Aceh sebelum berlomba di tingkat Nasional dengan menghadirkan narasumber dari lokal dan pusat. Semua itu dilakukan, agar prestasi GTK dapat meningkat setiap tahunnya.
Sebelumnya Arizuwanda, dari SMK Negeri 1 Kota Banda Aceh mengaku bersyukur atas torehan prestasi ini. Dia tidak menyangka akan memperoleh juara pada ajang penilaian tenaga kependidikan berprestasi Nasional tahun 2019.
“Kami melihat GTK dari pulau Jawa, seperti Jawa Tengah masih sangat mendominasi pada ajang tingkat Nasional. Tapi kita tidak boleh menyerah untuk terus belajar sehingga kita mampu membawa pulang juara di tingkat Nasional ini,” katanya.
Dia menuturkan ada tiga tahapan yang dilaluinya pada saat berlomba di tingkat nasional, yaitu similarity (hak cipta), desain poster pada slide power point dan best practise (pengalaman mengajar).
“Saya mendapat pujian dari juri pada tahapan penyajian slideshow dan best practise. Itulah yang merupakan kunci kemenangan saya pada saat penjurian dilakukan sehingga saya dapat unggul dari pesaing berat kita yaitu Jawa tengah,” pungkasnya.